Pagi ini saya sibuk
menghabiskan waktu luang saya untuk sekedar bermain-main di perpustakaan 'om
Google'. Berbagai kata kunci sudah saya telusuri. Salah satunya ingin saya
bahas di postingan saya kali ini. Kata kunci yang saya gunakan adalah
'kinerja guru saat ini'. Cukup global memang, tapi lewat sinilah saya bisa
mengembangkannya menjadi berbagai pokok pikiran yang kiranya penting dan
menambah wawasan saya mengenai kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Menilik sosok guru
saat ini bisa dibilang 180 derajat berbeda dengan sosok guru tempo dulu.
Menurut penuturan kakek saya yang dulunya seorang guru, guru adalah figur yang
patut ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Guru tempo dulu menjadi sosok yang begitu hebat, pendidik
sejati anak-anak bangsa.
Guru tempo dulu,
pahlawan yang berjuang tanpa mengenal lelah melawan kebodohan. Rela berangkat
pagi-pagi buta, menerobos tebalnya kabut, melewati pematang sawah puluhan
kilometer dengan sepeda tua, atau bahkan berjalan kaki dengan hanya beralaskan
sepatu butut. Mereka tidak mengenal putus asa meski digaji dengan perak saja.
Guru tempo dulu juga
sangat telaten terhadap murid-muridnya. Mereka mendidik dengan disiplin tinggi demi
keberhasilan murid-muridnya. Mereka pendidik luar biasa berbekal ketulusan hati
dan niat keras untuk mencetak siswa bangsa yang ‘unggul dan berkarakter’.
Berbeda sekali jika
dibandingkan dengan guru zaman sekarang. Guru zaman sekarang enteng sekali
berangkat siang bahkan telat sekalipun, tidak segan bolos mengajar. Ada pula
yang hanya menitipkan tugas dan kemudian nongkrong di kantin atau bergosip di
kantor. Guru zaman sekarang juga punya gaya hidup yang jauh berbeda dengan guru
tempo dulu. Banyak dari mereka yang lebih mementingkan penampilan. Kisah ‘oemar
bakrie’ dengan sepeda ontelnya seperti sudah lenyap di jaman sekarang.
Sebaliknya guru dengan ‘sedan’ atau ‘motor’ mahal lebih sering terlihat di
parkiran sekolah.
Guru zaman sekarang terkesan
‘kurang serius’ dalam mengajar. Mereka terkesan hanya memenuhi jam wajib mengajar.
Banyak murid mengeluh bahwa guru-guru mereka tidak enak mengajarnya, tidak bisa
mengajar, bahkan ‘tidak pernah’ mengajar. Ini bukti nyata yang sering terjadi
di kehidupan sekitar saya. Memang tidak semua guru zaman sekarang mempunyai
predikat sama seperti apa yang saya sebutkan di atas. Namun kebanyakan dari
mereka lebih mengentengkan tuntutan pemenuhan kinerja profesional sebagai guru.
Guru zaman sekarang
harusnya menajamkan kemampuan mereka ke arah yang lebih ‘profesional’. Mereka
dituntut mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Mereka wajib
mengamati perkembangan belajar siswa mulai dari perilaku siswa sampai evaluasi
belajarnya. Tidak hanya itu saja, guru-guru juga harus mempunyai teknik
pembelajaran yang menarik dan tidak monoton sehingga tidak menimbulkan
kebosanan dalam proses belajar.
Menurut pengamatan
saya kebanyakan sistem pembelajaran di sekolah terlalu banyak teori. Kerja
praktek cenderung dikesampingkan karena dianggap hanya menghabiskan waktu saja.
Padahal menurut saya, dari segi murid, kerja praktek justru membuat murid lebih
paham konsep dasar dari ilmu yang diajarkan.
Selain itu ,banyak
guru zaman sekarang yang hanya menerangkan ‘copy-paste’ dari buku penunjang
tanpa mengubahnya sama sekali sehingga menyebabkan murid-muridnya bosan, tak
mengerti, atau bahkan ‘tidak minat’ untuk memperhatikan. Mereka mengganggap
bahwa di buku sudah ada, nanti juga bisa dibaca. Dengan begitu sosok guru di
kelas kadang dianggap ‘tidak begitu penting'. Banyak murid mengganggap guru
mereka hanya ‘mendongeng’ bukan ‘menjelaskan’.
Memang benar nasihat
Ayah, tidak semua guru adalah pendidik. Banyak guru yang tidak bisa jadi
panutan murid-muridnya. Banyak mereka justru memberikan contoh yang tidak baik
dan tidak sepatutnya untuk dilakukan.Tidak jarang kita mendengar berita tentang
pemerkosaan guru terhadap muridnya. Ini adalah salah satu tindakan guru yang
sangat memprihatinkan. Guru yang harusnya menjadi panutan justru berbuat hal
yang tidak bermoral.Guru yang seharusnya mendidik muridnya untuk menjadi insan
yang baik justru merusak masa depan muridnya sendiri.
Istilah ‘pendidik’
sebenarnya adalah untuk figur guru yang paham benar arti pendidikan untuk
murid-muridnya. Mereka rela kehilangan waktu, tenaga bahkan materi guna
mendidik murid-muridnya menjadi pribadi yang mengerti benar mana yang baik dan
mana yang buruk. Mereka tanpa pamrih melakukan tugas suci membentuk generasi
bangsa dengan karakter unggul, mengerti nilai dan norma, serta paham benar akan
konsep dasar ilmu pengetahuan. Mereka ini yang kita sebut guru sejati, pendidik
sekaligus panutan untuk membentuk generasi bangsa yang bisa mengubah dunia.
Ulasan panjang diatas
semoga bisa menjadi renungan kita semua. Semoga banyak guru 'pendidik' yang muncul di zaman yang semakin sulit ini. Selamat menjemput perubahan J
No comments:
Post a Comment