Manusia itu ada yang baik dan jahat.
Jelas semuanya tahu. Tapi hakikatnya Allah menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya untuk digunakan dalam kebaikan. Jelaslah harusnya sebagai
makhluk Allah kita menjalankan semua perintahNya yang penuh dengan kebaikan.
Apa yang diperintahkan oleh Allah jelaslah membawa kebaikan atau manfaat untuk
kita. Tapi kenapa masih ada yang jahat ?
Memang berbeda dengan fakta kehidupan.
Masih ada manusia yang jahat. Dikategorikan jahat karena manusia ini melanggar
perintahNya. Melanggar perintah Allah berarti melanggar norma dan aturan yang
berlaku, melanggar nilai kehidupan di masyarakat, melanggar kebaikan yang
harusnya di jalankan.
Memang tidak bisa dipungkiri manusia
baik dan jahat selalu ada di kehidupan ini. Karena Allah menciptakan semuanya
berpasang-pasangan. Ada muda-tua, baik-jahat, cantik-buruk, kaya-miskin.
Hanya orang-orang beruntunglah yang
diberikan hidayah oleh Allah untuk segera bertobat menjadi orang yang baik.
Perlu kita tahu orang baikpun ada banyak faktor. Faktor utama yang paling
dianjurkan adalah menjadi orang baik sebagai bentuk pengabdian pada Allah.
Namun tidak semua manusia menjadi orang baik karena faktor utama pengabdian
pada Allah, ada orang baik karena ingin dianggap baik oleh yang lain, ingin
dihargai oleh orang lain, ingin mempunyai banyak teman atau relasi dan faktor
lainnya. Sebenarnya tidak masalah jika faktor-faktor lain melandasi yang
terpenting masih ada niat dari diri kita untuk berbuat baik pada orang lain
meskipun alasannya ingin mendapatkan kebaikan pula.
Lakukanlah
sebab-sebab yang baik maka kebaikan akan menjadi hadiahnya – Pak Dibyo
Kehidupan adalah tentang
sebab-akibat. Sebab-sebab baik maka akibatnya juga baik. Demikian juga
sebaliknya. Namun kita perlu paham betul. Hakikatnya manusia selalu mencari
keuntungan dibalik semua yang dilakukan. Meskipun tidak semua manusia seperti
itu. Tapi 90% lebih memiliki pemikiran seperti itu. Banyak yang berpikir, kalau
tidak untung buat kita kenapa kita harus repot melakukannya ? Memang tidak
salah, tapi sebagai makhluk sosial bukankah kita sudah seharusnya membantu yang
lain ? entah itu ada untungnya atau tidak untuk kita.
Yaa memang, tidak semua orang itu
baik. Tapi harusnya bagian yang ‘belum baik’ juga mulai berpikir apakah pemikiran
mereka tentang kehidupan sudah benar. Saya sering merasa tidak habis pikir
ternyata orang-orang sekitar saya ada yang seperti itu. Hanya menghampiri kalau
ada keuntungan, selebihnya kalau tidak membutuhkan saya ditinggal/dicampakkan
begitu saja #banyakistighfardeh. Semoga Allah yang memberikan pencerahan untuk
orang-orang seperti itu. Amin :)
Tidak hanya itu saya juga heran kenapa
masih banyak orang yang tega merampas hak orang lain untuk kesenangan mereka
sendiri. Koruptor misalnya. Ya, orang-orang berpendidikan tinggi tidak
selamanya menggunakan kepintaran mereka untuk kebaikan. Sungguh celaka
orang-orang seperti ini. Diberikan kelebihan namun digunakan untuk hal yang
merugikan orang lain. Seharusnya merka takut, setiap yang mereka lakukan akan
dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.Mereka kebanyakan bersikap
apatis. Tidak peduli kaum yang dirugikan sengsara atau tidak yang penting
mereka puas.
Satu lagi, manusia tidak pernah puas
dengan apa yang dimilikinya. Yang kayaa akan terus mencari kekayaan tanpa
pernah mau berpikir untuk membagi kekayaannya untuk orang-orang yang
membutuhkan. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Seharusnya ada
keseimbangan, jadi tidak ada yang ‘sangat kaya’ dan ‘sangat miskin’. Kalau
keseimbangan ini terjadi pasti tingkat kemakmuran rakyat menjadi meningkat. Semoga
yang punya harta lebih punya hati nurani untuk berbagi kebaikan pada orang yang
lebih membutuhkan. Sehingga yang membutuhkan bisa tercukupi kebutuhan hidupnya.
Kalau tiap dari kita punya pemikiran
yang sama tentang mewujudkan keseimbangan siklus kehidupan pasti seluruh rakyat
hidup makmur. Semoga banyak dari kita sepaham dengan pemikiran ini. Semoga di
zaman yang semakin sulit ini masih ada orang baik yang punya hati nurani untuk
saling membahagiakan satu sama lain. Amin :)
No comments:
Post a Comment