"Air adalah sumber kehidupan"
begitulah ungkapan yang sudah sering kita dengar. Air memang merupakan komponen
penting dalam kehidupan. Di bumi ini air mempunyai jumlah yang besar, yakni dua
pertiga dari seluruh luas permukaan bumi. Air juga merupakan unsur pembentuk
utama dalam tumbuh manusia, hewan dan tumbuhan. Bahkan tubuh manusia sebanyak
90% terdiri dari air. Kekurangan 15% saja menyebabkan manusia mengalami
dehidrasi bahkan bisa meninggal.
Air memliki fungsi yang sangat
penting sebagai pengatur suhu tubuh dan pertukaran elektrolit dalam tubuh
manusia. Air bisa mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh, melembabkan
persendian, dan membantu pencernaan makanan. Air juga penting untuk kegiatan pertanian,
industri dan penghasil tenaga listrik. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan
pun memerlukan air dalam proses kehidupannya. Mengingat pentingnya air, sudah
seharusnya keberadaan air dijaga agar tetap tersedia sepanjang masa untuk
generasi yang akan datang.
Semakin lama persediaan air
bersih dibumi ini semakin menipis. Meskipun 2/3 bagian bumi adalah air, namun
hanya kurang dari 2,5 % saja yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Seiring dengan meningkatnya populasi manusia
maka kebutuhan akan air bersih meningkat 6 kali lipat lebih banyak. Namun,
jumlah persediaan air tetap atau bahkan cenderung menipis. Ini berarti semakin
hari, air bersih semakin diperebutkan. Kondisi yang kian memprihatinkan ini, menuntut
kepedulian kita dalam menggunakan air. Sudah seharusnya kita menggunakan air
dengan bijak dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya krisis air yang
lebih lama. Apabila mulai sekarang kita tidak melakukan penghematan air, maka
bisa jadi krisis air semakin parah dan berkepanjangan.
Krisis air sudah mulai terjadi
akhir-akhir ini. Kita bisa melihat di berbagai belahan dunia, sebagai contohnya
di negara kita tercinta, Indonesia. Berbagai daerah di Indonesia mulai terjadi
krisis air. Bisa dilihat di berita koran maupun televisi, pada saat musim
kemarau yang berkepanjangan sawah dan ladang para petani mengalami kekeringan
dan bahkan kehilangan sumber mata air. Sumur-sumur warga juga kering, tidak ada
air. Hal itu terjadi di berbagai daerah di Pulau Jawa dan sepanjang pantai
utara. Menurut data dari kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dua tahun mendatang (2015), diperkirakan kelangkaan air bersih meluas
hingga ke daerah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Tiga puluh tahun mendatang
(sekitar 2040-an), kondisi bumi akan semakin memprihatinkan ditambah dengan isu
global warming mengenai peningkatan suhu bumi yang semakin ekstrim. Apabila
bumi terus memanas, maka pada tahun tersebut bumi akan kekurangan air bersih
sehingga akan menimbulkan banyak bencana di seantero jagat raya seperti
kelaparan dan kekeringan yang mencapai level waspada. Udara akan menjadi sangat
panas dan jutaan ribu penduduk bumi berebut air bersih dan makanan untuk
keberlangsungan hidup mereka.
Saat ini kondisi ketersediaan air
bersih semakin menipis dan diperparah dengan kurangnya kesadaran manusia dalam
menjaga lingkungan. Kelangkaan air ini buah dari keacuhan manusia dalam
melakukan aktivitas tanpa memperhatikan pengaruh yang ditimbulkan terhadap
lingkungan. Akibatnya, tingkat pencemaran air oleh limbah cair ataupun padat
dari aktivitas industri semakin tinggi. Kebanyakan dari oknum industri tidak
melakukan pengolahan terlebih dahulu, namun langsung membuangnya ke sungai.
Aktivitas ini menimbulkan pencemaran sungai yang bisa menimbulkan banyak
masalah seperti kematian biota sungai dan menimbulkan penyakit jika air sungai
dikonsumsi atau digunakan manusia.
Selain itu, daerah persediaan air
pun juga rusak karena banyaknya deforestation dan kegiatan illegal logging oleh
orang-orang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini semakin diperparah dengan
perubahan iklim secara global akibat global warming yang menyebabkan iklim
berubah tidak menentu. Sungguh tragis memang, namun semua yang terjadi ini
memanglah akibat dari setiap perbuatan yang telah kita lakukan.
Banyak hal yang sebenarnya bisa
kita lakukan untuk meminimalisasi krisis air bersih yang terjadi. Saya sudah mulai menerapkan ini sejak berada
di bangku sekolah SMA. Saat masa-masa mengenakan seragam putih abu-abu itu ,
saya sudah melakukan banyak hal mengenai penghematan, pengolahan dan penggunakan
air dengan bijak. Menerapkan prinsip 4 R yaitu Reuse, Reduce, Recycle dan
Replant . Prinsip 4R ini sangat efektif dalam langkah meminimalisasi krisis air
bersih. Berikut ini yang sudah saya lakukan berkenaan dengan prinsip 4 R :
1. Reuse
= Menggunakan kembali air yang sekiranya bisa digunakan
Saya menggunakan air bekas cucian untuk menyiram
halaman depan rumah saat musim kemarau agar tidak terlalu menimbulkan debu
terbang saat disapu. Penggunaan air ini dapat menghemat pemakaian air bersih.
Saat ini masih banyak orang menggunakan air bersih hanya untuk menyiram halaman
rumah.
2. Reduce
= Mengurangi pemakaian air bersih (menggunakan sesuai kebutuhan)
Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam hal reduce
ini. Reduce berarti mengurangi atau bisa diartikan menghemat. Saya juga sudah
melakukan banyak hal mengenai penghematan pemakaian air bersih, seperti :
- Saya biasanya mandi menggunakan shower atau
membatasi penggunaan air untuk mandi hanya dengan dua ember. Cara ini efektif
sekali dalam hal penghematan penggunaan air bersih mengingat pemakaian terbesar
adalah untuk keperluan mandi sebesar 60 liter perhari perorang atau 45 persen
dari total pemakaian air.
- Saya meminimalisasi pemakaian air dengan tidak
membiarkan kran air terus menyala saat mencuci tangan dengan sabun. Selain itu
saya juga mulai menerapkan menggosok gigi dengan menggunakan gelas sebagai
wadah air. Cara ini bisa menghemat pemakaian air bersih karena seringkali kita
menggosok gigi langsung dari kran air dan terkadang membiarkan kran air terus
menyala sehingga pemborosan air bersih. Membiarkan kran menyala selama 1 menit
berarti membuang 1 galon air
- Saya juga menggunakan mesin cuci yang menghemat
pemakaian air bersih. Mencuci menggunakan mesin cuci lebih mudah dalam kontrol
penghematan penggunaan air bersih dibandingkan dengan mencuci manual. Saat
mencuci juga disarankan untuk memilih detergen yang ramah lingkungan yang dapat
menghemat penggunaan air untuk membilas pakaian
3. Recycle
= Melakukan penggolahan terhadap air kotor menjadi layak digunakan
Saya pernah melakukan penelitian mengenai penjernihan
air menggunakan karbon aktif. Penelitian saya ini berkenaan dalam mengikuti lomba ISPO
(Indonesian Science Project Olympiad) 2011 dan berhasil menjadi finalis untuk
presentasi di Jakarta. Penelitian tersebut menggenai pemanfaatan kulit singkong dan
kulit kacang tanah sebagai karbon aktif dalam penyaringan air. Dengan
menggunakan karbon aktif untuk proses penyaringan air bisa di dapatkan air yang
kotor berubah menjadi jernih. Racun dan bakteri dalam air kotor tersebut juga
ikut terserap ke dalam karbon aktif. Selanjutnya, air yang sudah melalui proses
pengolahan ini bisa digunakan untuk air kolam ikan. Terbukti, ikan sebagai
indikator hidup bisa bertahan atau tidak mati.
Brosur Karbon Aktif
Produk Karbon Aktif |
Selain itu, prinsip recycle ini juga diterapkan dalam
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Dulu sewaktu SMA, sekolah saya (SMAN 10 Malang) memiliki
IPAL yang terhubung dengan limbah dari kantin. Limbah dari kantin tersebut
diolah dan kemudian dijadikan air kolam ikan. Dalam IPAL ini juga menggunakan
karbon aktif dalam proses kerjanya.
IPAL SMAN 10 Malang |
4. Replant
= Melakukan usaha penanaman untuk memperkaya air dalam tanah
Prinsip
replant berarti penanaman kembali. Prinsip replant bisa membantu dalam recovery
kesediaan air tanah yang kian lama kian menipis akibat ulah manusia yang merusak
lingkungan seperti deforestation. Penanaman pohon ini dimaksudkan agar akar
pohon bisa mengikat air dalam tanah (misal menyerap air hujan). Dengan
demikian, pohon-pohon akan menjadikan daerah tersebut sebagai daerah resapan
yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Saya
juga ikut dalam aksi penanaman pohon sebagai wujud penghijauan lingkungan
dan pengayaan kesediaan air tanah.
Aksi penghijauan lingkungan |
Kegiatan menanam di sekolah |
Selain melalui
usaha penanaman pohon kembali, kita juga bisa memperkaya kesediaan air tanah
dengan membuat lubang biopori. Dulu sewaktu SMA, saya pernah membuat beberapa
lubang biopori di area sekolah. Cara membuat lubang biopori ini sangat mudah
yaitu dengan membuat lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm. Lubang
tersebut diisi dengan sampah organik untuk mempercepat terbentuknya biopori.
Setelah penuh maka lubangnya ditutup menggunakan kawat jaring supaya aman.
Lubang biopori ini secara langsung akan menambah bidang resapan air. Saat hujan
turun, lubang akan terisi air dan selanjutnya air tersebut meresap ke dalam
tanah dan diikat sebagai sumber air tanah. Sumber air tanah ini nantinya akan
kita gunakan sebagai supply air bersih.
Dua teman saya saat membuat lubang biopori |
Banyak
langkah sederhana yang sebernanya bisa kita lakukan untuk meminimalisasi krisis
air bersih. Dari awal sederhana untuk hasil yang luar biasa menyongsong
perubahan lingkungan yang bebas dari krisis air bersih. Berawal dari tulisan
ini semoga keinginan saya mengajak setiap pembaca untuk mulai peduli dengan
lingkungan bisa tercapai.
Peduli
terhadap lingkungan berarti peduli pada masa depan karena lingkungan merupakan
pembuluh nadi tiap manusia. Apabila satu rusak, maka akan merusak komponen atau
bahkan mematikan komponen yang lain. Dan air merupakan nadi utama yang sudah
seharusnya kita jaga kelestariannya. Semoga langkah kecil yang tulus dan ikhlas
dari dalam hati ini bisa menginspirasi dan menggugah naruni para pembaca untuk
mulai menggunakan air dengan bijak. Bijak menggunakan air berarti siap
menyongsong masa depan penuh kecerahan. Save water, save future ! :D
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Anugerah Jurnalistik Aqua 2012. Semoga bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Ingin berbagi cerita mengenai 'air dan kehidupan' ? Silahkan tulis ceritamu dan ikutkan dalam lomba Anugerah Jurnalistik Aqua 2012. Selamat berjuang :D