“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati.
Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan
kau suka makan bakso, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa
mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi
lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau
cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga dengan cepat layu
seperti kau bosan makan bakso.”
― novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah". Tere Liye
― novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah". Tere Liye
"Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan.
Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika
memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan
kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang
melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual
bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat. Pasti akan kembali."
--novel "Eliana", tere liye
--novel "Eliana", tere liye
“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik
dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut
bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang
diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru
berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal
harganya.
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
--Negeri Di Ujung Tanduk-Tere Liye, sekuel cerita Thomas
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
--Negeri Di Ujung Tanduk-Tere Liye, sekuel cerita Thomas
Well, tidak ada alasan untuk jatuh kedua kalinya. Mending bangun cinta :') Tidak perlulah mengingat hal yang menyakitkan, mengecewakan, penuh pengkhianatan atau apalah itu. Legowo, ikhlas, jadikan semuanya sebagai pacuan untuk memperbaiki diri menjadi lebih-lebih baik lagi.
Tak perlu menyalahkan masa lalu, menghujat sebagai karma ataupun melupakannya. Sungguh, masa lalumu sebenarnya justru merupakan spion hidupmu. Agar kamu lebih hati-hati, cermat, dan tepat mengambil tindakan yang seharusnya kamu lakukan. Justru masa lalumu yang paling kelam bisa saja menjadi sebab kamu bisa menjadi sekuat, seteguh, sehebat seperti sekarang ini :')
Tentang semua masa lalu itu. Yah, semoga saja bisa cepat berdamai :')
No comments:
Post a Comment