Hai, hai senja. Lama tak berceloteh berdua. Merindu ocehanmu tentang badanku yang tak kunjung kurus. apalagi cubitanmu yang begitu menyakitkan, tapi btw aku rindu itu semua. Selalu bahagia berdua denganmu, memeluk semua kenangan yang telah berlalu dari hari ke hari. Senang, bahagia , susah atau bahkan penuh haru biru semuanya terlukis jelas dilangit-langit tubuhmu. Bahagia yang begitu cantik berwarna lembayung, bahagia yang merindukan, begitu sederhana dan penuh mantra-mantra cinta.
Ah ya ada banyak cerita yang perlu kau dengar. Tentang pangeran pavoku yang sampai sekarang tak ada kabar. Sudah hampir putus asa melewati waktu-waktu dengan hati yang penuh perban. Benar katamu, aku memang butuh sepotong hati yang baru, benar-benar baru. Entahlah, mungkin waktu yang bisa menjawab semuanya.
Kau tau senja, semesta yang membuatku bisa melihat kesempatan lain. Tak perlulah waktuku kuhabiskan untuk menyelami masa lalu yang tak ada kejelasan. Tak perlu mendongak ke langit terlalu lama lantas berharap pangeran pavo turun dan menyapa. Semesta membuatku sadar, bukan hanya pangeran pavo satu-satunya pengharapan yang ada. Semesta benar, aku masih punya raja dan ratu langit yang begitu istimewa, pangeran dan peri cantik yang selalu ada kapanpun. Mengingat mereka, rasanya pangeran pavo belum ada apa-apanya. yang hanya singgah sebentar lantas pergi.
Ada kesempatan lain, itu kata yang sama dari peri ku beberapa hari yang lalu. Ah sudah, biar Allah yang mengatur semuanya. Pasti ada satu pangeran spesial yang sudah disiapkan untukku di masa depan. Hanya menunggu datangnya waktu yang tepat dan bahagiaku akan meledak bersama pangeran masa depan.
Satu lagi senja, hari ini aku bahagia. bahagia yang sederhana. hati yang baru hanya untuk diam-diam. titipkan salam diam-diam ini, terima kasih atas sepatah kata langka yang terucap hari ini. selamat merangkai sukses.
Bersama senja
22.10.2013