malam mingguku maaf, aku hanya
habiskan setiap jam tubuhmu untuk mengadu. mengadu semua yang teradu
diragaku, semua yang teradu di hatiku. semuanya ku adukan tak ada yang
tidak.
entahlah,
semua aduan ini bahkan sudah berulang kali kuadukan. kuadukan pada
pacar ketigaku, pacar spesialku , ayah. maaf ya yah, maaf putrimu yang
bahkan terlalu sering mengadu. banyak ini dan itu yang dengan sabarnya
kau terima aduanku.
malam
ini bahagiaku sepertinya sedang pergi, entah kemana. mungkin menengok
kampung halamanku dari langit. kampung yang begitu kurindukan. rindu
serindu-rindunya. rindu bertemu ibu periku - ibu terbaik sedunia.
berbelanja buku bersama ayah, main badminton bersama pangeranku atau
sekedar bercengkerama dengan peri cantikuu. rinduku meluap-luap. sampai
aku tak tau bagaimana menahannya agar tak jatuh. sungguh Tuhan aku rindu
mereka. itu aduanku nomer satu yang mungkin akan terus teradu hinga
berjumpa kampungku, memeluk erat bintang-bintangku.
aduanku
tak hanya itu. raga ya raga. pacar no 2 setelah jiwa. pacar yang haus
perhatianku hingga mungkin marah padaku. marahnya mengingatkanku , raga
juga butuh perhatian . tidak hanya urusan dunia yang memberatkan jadi
prioritas nomer wahid. bukan - bukan itu. ragamu juga perlu kasih sayang
, perlu kau manjakan, perlu kau timang-timang. ragamu juga punya
perasaan. sekarang siapa yang salah ? kalau raga sampai marah. aduanmu
harus kaucukupkan, datangi ragamu. peluk erat dan cium dia. perhatikan
dan jangan biarkan dia marah lagi, jangan biarkan dia memanggil lagi
gastritismu. jangan sampai !
cukup
sekian aduanku. ragaku mulai mengamuk. mengajak ke pulau kapuk
secepatnya. aku harus cepat kawan sebelum dipecat. terima kasih, selamat
mencium raga masing-masing. jaga mereka baik-baik !