Hai langit. Selama malam. Kamu, apa kabar? Sekarang, aku
menikmati dinginnya Kota Batu di sebuah villa yang tak jarang membuat bulu
kuduku merinding. Untungnya mereka baik,
baik sekali padaku. Ramah tersenyum namun tatapannya tetap saja sama. Tatapan
yang membidik.
Hai langit. Sejenak ijinkan aku berbagi rasa. Rasa yang
perlahan luntur. Aku rasanya belum pantas. Belum cukup dewasa. Terlalu
kekanak-kanakan. Terlalu alay mungkin. Namun seperti biasanya, aku terlalu
keras kepala untuk tetap merasanya.
Malam ini, pollux tak henti membujukku. Semuanya akan
baik-baik saja. Semuanya akan seperti sedia kala. Kamu cukup tersenyum, cukup
percaya kamu mampu melaluinya. Malu, yang teramat sangat. Bodoh, yang mungkin
terlalu berlebih. Tertawa ataupun sedih
berubah dalam waktu singkat.
Aku lelah ? Mungkin. Teramat lelah. Dan aku butuh istirahat.
Butuh menerima kebodohan yang berlebih, malu yang mungkin tak kan pernah bisa
hilang. Yang lain menganggap biasa? Mungkin biasa. Tapi bagiku, kejadian tadi
adalah kebodohan terbesar. Dan aku menyesal melalui hari ini. Sesal yang berlebih!
Entahlah, asaku sampai batas. Doakan, besok kotak ketawa
kembali bisa dibuka. Doakan saja! Aku
lelah.
No comments:
Post a Comment