Bing beng bang yok kita ke bank. Bang bing bung yok kita
nabung.
Tang ting tung hey jangan dihitung, tau tau kita nanti dapat
untung
Dari kecil kita mulai menabung, supaya hidup kita beruntung.
Mau keliling dunia ada uangnya, juga untuk membuat istana.
Bing beng bang, ayo kita semua ke bank.
Bang bing bung, Ayo kita semua nabung.
Cuplikan Lagu “Ayo Menabung” – Titik Puspa
Cuplikan lagu tahun 90-an a.k.a lagu masa kecil karya Titik
Puspa sukses membuat saya semangat untuk menabung dari kecil. Mulai umur 5
tahun, saat memasuki usia TK, ibu memberikan saya dan kakak celengan dari tanah
liat. Dari situ saya dan kakak berlomba-lomba untuk menabung dengan celengan
terberat berarti keluar sebagai pemenang. Setelah lama kelamaan celengan terisi
penuh, ibu menyarankan untuk berganti memulai menabung di bank. Tentunya dengan
nominal yang lebih besar. Masih teringat dulu kelas 3 SD, saya sudah memiliki
rekening di salah satu bank swasta lokal di daerah dengan atas nama ibu saya.
Mengumpulkan uang saku lebaran dari sanak sodara saat lebaran menjadi momen yang paling ditunggu karena bisa melakukan transaksi menabung sendiri di bank. Bahagia sesederhana itu waktu kecil. Rutinitas menabung menjadi salah satu hal penting bagi saya, pepatah hemat pangkal kaya namun tetap ingat untuk berbagi terpatri kuat sejak kecil. Menabung sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Waktu berlalu begitu cepat, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuka tabungan atas nama sendiri karena merantau dan jauh dari keluarga. Keputusan membuka rekening bank baru ini karena bank swasta lokal di daerah saya tadi tidak memiliki kartu atm sehingga kurang fleksibel dalam penarikan tabungan.
Mengumpulkan uang saku lebaran dari sanak sodara saat lebaran menjadi momen yang paling ditunggu karena bisa melakukan transaksi menabung sendiri di bank. Bahagia sesederhana itu waktu kecil. Rutinitas menabung menjadi salah satu hal penting bagi saya, pepatah hemat pangkal kaya namun tetap ingat untuk berbagi terpatri kuat sejak kecil. Menabung sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Waktu berlalu begitu cepat, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuka tabungan atas nama sendiri karena merantau dan jauh dari keluarga. Keputusan membuka rekening bank baru ini karena bank swasta lokal di daerah saya tadi tidak memiliki kartu atm sehingga kurang fleksibel dalam penarikan tabungan.
Pada masa putih abu-abu a.k.a masa SMA, saya membuka rekening di
dua bank berbeda dengan tujuan kebutuhan yang berbeda. Satu untuk memenuhi
kebutuhan tambahan sehari-hari diluar makan dan akomodasi karena sudah ditanggung
oleh pihak sekolah dan rekening yang satu lagi untuk tabungan masa depan. Rekening
pertama adalah rekening tahapan jenis Gold dengan potongan biaya bulan yang
cukup mahal sekitar 17.000 per bulan. Ayah yang mengusulkan untuk membuka rekening
Bank ini dengan alasan yang sampai sekarang saya belum memahaminya. Rekening
kedua yaitu rekening untuk tabungan masa depan dengan dikoordinasi oleh pihak
sekolah. Jadi, singkat cerita saya sekolah di sekolah dengan sistem boarding school dan pihak sekolah
mengkoordinasikan para siswa untuk menabung voucher makan siang yang tidak
terpakai sehingga bisa digunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan lain atau
kebutuhan tidak terduga di kemudian hari.
Rekening ke dua ini merupakan rekening tahapan junior dengan biaya administrasi yang sangat terjangkau bagi saya saat itu yaitu sekitar 1000 rupiah. Banyak hal yang terjadi pada kedua rekening, rekening pertama biaya perbulan yg terlalu mahal jadi saldo berasa sangat banyak tersedot padahal saya tidak melakukan penarikan. Sedangkan rekening kedua adalah kendala jadwal penabungan kolektif yang semakin jarang sehingga saya merasa kegiatan menabung tidak efektif dan uang yang akan ditabung ludes sebelum ditabung #inisalahsayasebenarnya #bukansalahbank. Alhasil saya jarang menabung di rekening ke dua dan pengalaman buruk ketika melakukan penarikan melalui mesin atm untuk melakukan pemindahan ke rekening pertama, mesin atm mati dan kartu tertelan. Setelah kejadian itu, saya memutuskan untuk mengambil saldo yang terdapat di rekening kedua dan memasukkan ke celengan di kamar saya.
Rekening ke dua ini merupakan rekening tahapan junior dengan biaya administrasi yang sangat terjangkau bagi saya saat itu yaitu sekitar 1000 rupiah. Banyak hal yang terjadi pada kedua rekening, rekening pertama biaya perbulan yg terlalu mahal jadi saldo berasa sangat banyak tersedot padahal saya tidak melakukan penarikan. Sedangkan rekening kedua adalah kendala jadwal penabungan kolektif yang semakin jarang sehingga saya merasa kegiatan menabung tidak efektif dan uang yang akan ditabung ludes sebelum ditabung #inisalahsayasebenarnya #bukansalahbank. Alhasil saya jarang menabung di rekening ke dua dan pengalaman buruk ketika melakukan penarikan melalui mesin atm untuk melakukan pemindahan ke rekening pertama, mesin atm mati dan kartu tertelan. Setelah kejadian itu, saya memutuskan untuk mengambil saldo yang terdapat di rekening kedua dan memasukkan ke celengan di kamar saya.
Setelah lulus dari masa putih abu-abu dan melanjutkan kuliah,
saya tetap setiap pada rekening pertama saya. Namun satu hal yang saya inginkan
adalah menata kembali pemasukan yang ada dan mengatur keinginan untuk traveling
dan beberapa kebutuhan pengembangan diri lainnya. Melihat rekening bank pertama
dengan potongan bulanan yang sangat besar, maka saya memutuskan untuk membuka
rekening BNI Taplus Mahasiswa. Di kampus tempat saya kuliah yaitu di Insitut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terdapat penawaran pembukaan tabungan BNI untuk
mahasiswa dengan potongan perbulan hanya sekitar 5000 rupiah. Berhijrahlah
semua uang dari mantan tabungan kedua yang saya masukkan celengan sebagai saldo
awal di BNI Taplus Mahasiswa ini.
Pemasukan mulai terarah dengan baik dan tidak ada kesulitan sama sekali saat menabung karena bank berada di lokasi kampus dan juga terdapat banyak atm setoran tunai di dekat kampus. Beberapa beasiswa yang saya dapatkan juga menggunakan rekening BNI untuk melakukan transfer uang beasiswa sehingga mempermudah saya tidak perlu membuka rekening lain atau terkena charge transfer. Rekening BNI Taplus Mahasiswa ini saya gunakan untuk menabung uang reward dari mengikuti perlombaan atau mendapatkaan fee dari hasil kerja proyekan, desain ataupun kerja lepas lainnya.
Pemasukan mulai terarah dengan baik dan tidak ada kesulitan sama sekali saat menabung karena bank berada di lokasi kampus dan juga terdapat banyak atm setoran tunai di dekat kampus. Beberapa beasiswa yang saya dapatkan juga menggunakan rekening BNI untuk melakukan transfer uang beasiswa sehingga mempermudah saya tidak perlu membuka rekening lain atau terkena charge transfer. Rekening BNI Taplus Mahasiswa ini saya gunakan untuk menabung uang reward dari mengikuti perlombaan atau mendapatkaan fee dari hasil kerja proyekan, desain ataupun kerja lepas lainnya.
Di tahun ke- 2 perkuliahan, saya memutuskan untuk
menata ulang prioritas kebutuhan dan simpanan masa depan. Saya membutuhkan satu
rekening tambahan untuk memisahkan kebutuhan pengeluaran dari travel the world dan investasi masa depan.
Alhasil, saya membuka rekening BNI Taplus Muda dengan potongan biaya
administrasi rekening perbulan yang sama dengan BNI Taplus Mahasiswa. Pemasukan
selanjutnya saya pisahkan, yaitu uang beasiswa khusus di BNI Taplus Mahasiswa
dan saya alokasikan untuk kebutuhan masa depan ataupun kebutuhan mendesak tidak
terduga seperti kerusakan laptop, hp dan lain sebagainya. Sedangkan untuk fee
hasil pekerjaan dan reward lomba-lomba saya masukkan di rekening BNI Taplus Muda
untuk alokasi kebutuhan pengembangan diri seperti mengikuti exchange program, konferensi, perlombaan
berbayar ataupun kebutuhan refreshing
akhir semester.
Fasilitas BNI Taplus Muda (sumber: www.bni.co.id) |
Pembagian penggunaan dua rekening ini sangat membantu saya
dalam mengatur pemasukkan yang ada dan mengontrol pengeluaran yang dibutuhkan.
Nasib dari rekening pertama saya sekarang hanya digunakan untuk transfer ke
rekening sejenis saat pembayaran lomba ataupun kebutuhan lainnya. Namun sayangnya,
rekening BNI Taplus Mahasiswa ini akan berakhir ketika saya sudah lulus dari
ITS sehingga saya perlu membuka satu rekening baru lagi untuk memindahkan saldo
yang ada ke rekening baru.
Saya sangat menyarankan teman-teman untuk membuka lebih dari
satu rekening bank untuk mempermudah pengaturan pemasukan dan mengontrol pengeluaran
yang dibutuhkan. Selain itu, pembukaan lebih dari satu rekening juga mempermudah kita dalam mengatur investasi untuk masa depan. Tentunya pembukaan rekening bank harus mempertimbangkan fasilitas
dari jenis tabungan yang dipilih serta biaya administrasi yang dikenakan
per-bulan. Penggunaan fasilitas E-banking berupa internet banking dan sms banking untuk BNI Taplus Mahasiswa dan BNI
Taplus Muda juga sangat memudahkan saya dalam pengontrolan rekening dan melakukan
transaksi.
Berhijrah ke BNI Taplus Mahasiswa dan BNI Taplus Muda memberikan banyak keuntungan untuk saya sampai sekarang ini. Yuk, untuk yang lain mulai menata kembali tabungan di rekening masing-masing. Menata pemasukan dan mengontrol pengeluaran menjadi salah satu awal baik untuk mengatur keuangan masa depan yang lebih terorganisir.
Keunggulan BNI Internet Banking (sumber: www.bni.co.id) |
Keunggulan BNI SMS Banking (sumber: www.bni.co.id) |
Berhijrah ke BNI Taplus Mahasiswa dan BNI Taplus Muda memberikan banyak keuntungan untuk saya sampai sekarang ini. Yuk, untuk yang lain mulai menata kembali tabungan di rekening masing-masing. Menata pemasukan dan mengontrol pengeluaran menjadi salah satu awal baik untuk mengatur keuangan masa depan yang lebih terorganisir.
”Bang bing bung yok, kita nabung!”
Demikian sekelumit cerita
dari saya mengenai titik balik berpindah atau berhijrah ke BNI
Semoga semakin semangat
menabung dan lebih cerdas mengatur pemasukan-pengeluaran!
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Blogging 70 tahun BNI Sinergi Kembangkan Negeri
Semoga bermanfaat dan
menginspirasi ^^
Yuk ikutan juga! Tulis Pengalamanmu Bersama BNI ^^