Menyambut Pagi selalu istimewa (Sumber Gambar) |
Menyambut pagi. Satu momen istimewa paling mendebarkan bagiku. Merangkai asa bersama cita dan rindu yang semakin diramu semakin tak kunjung ada titik temu. Aku yang sudah jemu, membujuk hati kecil untuk melupamu. Apa daya? Hatiku sepenuhnya masih sama, meski penuh goresan luka dan duka.
Menyambut pagi. Selalu jadi momen sakral untuk melupamu. Menghempas rasa, jauh ke langit, berharap dewa langit menangkap dan memusnahkannya. Namun bayangmu, justru tersenyum melihatku salah tingkah. Kamu bersama pasangmu yang baru, aku bisa apa? Dunia ini sudah gila. Aku (juga) bisa gila olehmu. Apa dayaku menerima anomalimu?
Bayangmu selalu datang bersama pagi. Menyibak halus gorden kamarku. Menyapaku dengan senyum simpul. Seolah berkata, kamu dan aku tak mungkin bersatu. Lepaskanlah aku, kamu pantas yang lebih baik.
Aku pantas yg lebih baik, kenapa bukan kamu yang memperbaiki diri agar lebih baik? Aku terdiam. Termanggu menatap pagi. Aku bisa apa? Menyambut pagi membuatku semakin berat melepasmu. (Justru) Semakin lekat mengenangmu.
Menyambut pagi. Membuatku menahan pilu. Mengingatmu dan cerita pada masa itu. Inginku, mesin waktu kembali ke masa lalu. Memutar waktu pertama kali rasa itu bersatu. Menghapusnya, lalu berpindah cepat agar aku dan kamu tak sempat tau atau sekedar bertemu. Melupamu, untuk pagiku yang lebih baik. Melupamu, untuk kembali menjadi seutuhnya aku. Tanpa bayangmu.
Dengan keutuhan rasa dan asa
Aku ingin sejenak lupa
Tentang kamu, kita dan masa lalu
Agar bahagiaku lebih sempurna
Aku ingin sejenak lupa
Tentang kamu, kita dan masa lalu
Agar bahagiaku lebih sempurna
Antara duka dan cinta
karena aku dan kamu tak mungkin bersatu
karena aku dan kamu tak mungkin bersatu
No comments:
Post a Comment