Hidup sekali, harus berarti. Mantra yang sangat ampuh bagi saya ketika mulai malas berjuang, malas mengembangkan diri ataupun malas menyelesaikan deadline pekerjaan yang serasa tidak ada habisnya. Hidup sekali, jadilah bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitar. Selalu mudah mengucapkannya, untuk melaksanakannya butuh niat dan tekad yang kuat. Salah satu jalan yang saya lakukan untuk mewujudkannya adalah konsisten dalam mengembangkan potensi diri.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar saya sudah membiasakan untuk menguji kemampuan diri (Baca juga: Karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama #mudabikinbangga). Menekuni apa yang menjadi passion saya, lalu mengujinya melalui kompetisi ataupun perlombaan.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar saya sudah membiasakan untuk menguji kemampuan diri (Baca juga: Karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama #mudabikinbangga). Menekuni apa yang menjadi passion saya, lalu mengujinya melalui kompetisi ataupun perlombaan.
Perjuangan Menaklukan Soal Olimpiade Matematika Universitas Airlangga
Pada masa biru putih alias SMP, saya begitu suka mengutak-utik angka. Meskipun bukan golongan orang yang sangat cerdas dibidang itu, angka membuat saya merasakan banyak hal baru, khususnya di bidang olimpiade. Saat awal-awal berkecimpung di dunia olimpiade, saya beberapa kali berpikir untuk menyerah ketika gagal dalam seleksi. Satu-dua kali lolos, membuat optimisme saya untuk belajar lebih cerdas dan tekun lagi meningkat. Saya bahkan sampai hafal dengan jadwal-jadwal seleksi olimpiade yang diadakan oleh beberapa universitas terkemuka, salah satunya adalah olimpiade matematika yang di selenggarakan oleh Universitas Airlangga, Surabaya.
Pada masa biru putih alias SMP, saya begitu suka mengutak-utik angka. Meskipun bukan golongan orang yang sangat cerdas dibidang itu, angka membuat saya merasakan banyak hal baru, khususnya di bidang olimpiade. Saat awal-awal berkecimpung di dunia olimpiade, saya beberapa kali berpikir untuk menyerah ketika gagal dalam seleksi. Satu-dua kali lolos, membuat optimisme saya untuk belajar lebih cerdas dan tekun lagi meningkat. Saya bahkan sampai hafal dengan jadwal-jadwal seleksi olimpiade yang diadakan oleh beberapa universitas terkemuka, salah satunya adalah olimpiade matematika yang di selenggarakan oleh Universitas Airlangga, Surabaya.
Awal mula mengikuti olimpiade matematika yang diadakan oleh Universitas Airlangga adalah saat tahun pertama SMP, yaitu tahun 2006, tepatnya saat saya baru mulai pembelajaran kelas 7. Pertama kali ikut, banyak pelajaran yang saya dapatkan. Mulai dari atmosfer olimpiade yang sangat berbeda dengan saat olimpiade IPA sekolah dasar (SD) serta variasi soal olimpiade ada beberapa yang baru dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memecahkannya. Tahun pertama ikut saya hanya sampai peserta, namun bersyukur karena perlombaan yang diadakan adalah tingkat SMP sederajat nasional dan bisa masuk ke 50 besar dari ratusan peserta yang ada se-Karesidenan Madiun.
Tahun ke-2 SMP, tahun 2008, saya kembali mengikuti olimpiade Matematika yang diadakan oleh Universitas Airlangga. Dari 50 besar, saya masuk ke 30 besar regional Karesidenan Madiun. Ada peningkatan setidaknya, harus lebih keras dan giat berlatih lagi. Kekurangan saya dalam mengikuti olimpiade matematika karena seringkali tubuh tidak dalam kondisi yang maksimal. Selalu begitu, ekspektasi yang terlalu besar justru membuat saya drop duluan. Terlebih kondisi fisik saya memang mudah sekali jatuh sakit 😢 Saya masih punya satu tahun lagi untuk menguji kemampuan saya di bidang olimpiade matematika.
Tahun berikutnya saya mengikuti lagi olimpiade Matematika yang diadakan oleh Universitas Airlangga. Allah Sungguh Maha Baik, memberikan saya kesempatan untuk terus mencoba dan mengembangkan diri. Saya masuk ke tahap perempat final. Dengan membawa harapan besar, saya berangkat ke Surabaya untuk mengikuti seleksi berikutnya. Kali itulah, pertama kali saya menginjakkan kaki di kampus Universitas Airlangga. Melihat banyak mahasiswa-mahasiswi dengan gagahnya menggunakan jas yang seragam. Dulu saya belum tahu kalau jas seragam itu disebut almamater 😁 Ah, begitu hebatnya menjadi mahasiwa. Pikir saya kala itu 😂
Seleksi semakin ketat, soal juga semakin bikin pusing kepala. Namun tidak masalah bagi saya, saya sudah mengerjakan soal dengan semaksimal mungkin dan belum menjadi rejeki saya untuk membawa piala juara. Saya harus banyak bersyukur sampai di babak perempat final. Masih harus terus belajar dan berlatih banyak soal lagi. Lebih logis dan matematis lagi dalam berpikir 😊
Seleksi semakin ketat, soal juga semakin bikin pusing kepala. Namun tidak masalah bagi saya, saya sudah mengerjakan soal dengan semaksimal mungkin dan belum menjadi rejeki saya untuk membawa piala juara. Saya harus banyak bersyukur sampai di babak perempat final. Masih harus terus belajar dan berlatih banyak soal lagi. Lebih logis dan matematis lagi dalam berpikir 😊
Mengasah Kreativitas Diri dengan Kostum Daur Ulang
Memasuki dunia putih abu-abu, saya sudah jarang mengikuti olimpiade matematika lagi. Lebih mengarahkan diri ke pengembangan kreatifitas diri dan skill dalam dunia kepenulisan dengan mengikuti berbagai perlombaan mading 3D, lukis mural, dan karya tulis. Tahun 2011, saya kembali mengukir cerita bersama Universitas Airlangga.
Saat itu Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan Lomba Daur Ulang Sampah Anorganik dengan tema Create An Excellent Generations by Care On Environment (Baca Juga: Peduli Sampah, Raih Gelar Juara 3 Se-Jatim). Kompetisi tingkat Jawa Timur ini sebagai wadah yang tepat untuk menyalurkan kreativitas saya dan tim. Berawal dari keinginan mengatasi permasalahan sampah plastik yang kian hari kian menggunung jumlahnya, saya bersama tim memiliki ide untuk membuat kostum dari sampah plastik. Kami mengangkat tema keindahan bawah laut untuk kostum yang dibuat.
Tumbuh di lingkungan asrama membuat kami mudah mendapatkan bahan untuk membuat kostum. Berbekal dari usaha menyebar informasi melalui grup angkatan dan door to door ke masing-masing kamar , kami bisa mengumpulkan plastik-plastik yang dibutuhkan dan sesuai kriteria dalam waktu singkat. Bahan-bahan yang kami gunakan pada kostum haruslah mudah didaur ulang dan tahan lama.
Sebagian besar bahan yang digunakan pada kostum terbuat dari kain perca untuk bagian dalam kostum, kantong plastik, bungkus makanan atau minuman, karung bekas, bungkus detergen serta brosur-brosur yang sudah tidak dipakai lagi. Kostum yang kami buat tanpa menggunakan bantuan mesin jahit sedikitpun alias jahit tangan manual. Pada tahap pembuatan kostum, bahan-bahan dibentuk dan dijahit sesuai dengan desain yang telah direncanakan sebelumnya. Kostum dengan tema keindahan bawah laut ini terdiri dari topi, baju atasan, rok dan sepatu yang merefleksikan keindahan bawah laut.
Topi Unik berbentuk Udang Laut
Topi didesain dengan bentuk seperti udang laut dengan warna-warni rumput laut sebagai hiasan pendukung. Bahan untuk topi terdiri dari pot bekas yang dihias dengan kertas semen. Kertas semen dibentuk sedemikian rupa menyerupai udang laut. Selanjutnya diberikan hiasan rumput laut dari kain perca dan diberikan hiasan keong, bintang laut, serta kantong plastik yang dibentuk seperti terumbu karang.
Warna-warni Terumbu Karang pada Baju Atasan
Baju Atasan ini didesain semenarik mungkin untuk menunjukkan warna-warni keindahan bawah laut. Pada baju atasan ini diberikan hiasan yang menyerupai terumbu karang, keong serta tajamnya batu-batu dasar laut. Setiap bagian hiasan memancarkan keindahan laut yang memesona.
Rok berhiaskan Kerang dan Terumbu Karang yang Istimewa
Rok pada kostum ini menambah kesan indah dan sangat menarik dengan kombinasi warna-warni yang dipadukan. Rok dasar terbuat dari karung terigu yang di dalamnya ditopang dengan rangka dari kawat yang dibentuk bersusun. Bagian luar rok dihias dengan kantong plastik yang dibentuk seperti terumbu karang bergelombang dan ditambahkan hiasan kerang.
Sepatu Berhiaskan Kerang dan Kolase Rumput Laut
Sepatu didesain dengan hiasan kerang dan kolase rumput laut dibagian depan agar lebih elegan dan menarik. Sepatu yang digunakan adalah sepatu bekas yang kemudian direkatkan dengan kain keras dan dimodel seperti sepatu boot. Selanjutnya, sepatu dihias menggunakan kain perca dan kantong plastik dibentuk seperti rumput laut.
Tampak dari kejauhan warna-warni kostum keindahan biota bawah laut begitu indah dan memesona. Pada kompetisi ini, saya dan tim berhasil memukau juri dan peserta lainnya saat presentasi dan display kostum dengan fashion show yang begitu menarik. Lengak-lengok warna-warni kostum begitu luwes dan menarik perhatian. Kami berhasil membawa Juara 3 dalam kompetisi ini dan membawa pengalaman tidak terlupakan mampu mengubah barang tidak bernilai guna menjadi menarik serta memiliki nilai dan keindahan.
Univeritas Airlangga begitu membantu pengembangan diri saya mulai dari skill eksakta melalui olimpiade matematika sampai skill penuh kreasi yaitu pemanfaatan bahan daur ulang menjadi sesuatu yang berharga. Kisah yang akan selalu terkenang baik dan memberikan nilai penting dalam pengembangan diri saya menjadi lebih baik lagi. Terima kasih Universitas Airlangga atas kesempatannya menciptakan momen penting dalam kisah perjalanan hidup saya. Semoga Universitas Airlangga semakin jaya sesuai dengan jargonnya "Excellence with Morality".
Saat Penerimaan Hadiah Lomba Daur Ulang Sampah Anorganik oleh FKM UNAIR 2011 |
Piala Juara III Lomba Daur Ulang Sampah Anorganik oleh FKM UNAIR 2011 |
Selamat Melanjutkan Perjuangan!
Semoga sekelumit cerita kisah perjalanan saya bersama Universitas Airlangga
dalam pengembangan diri ini bisa memberikan kebermanfaatan untuk yang lain.
Semoga sekelumit cerita kisah perjalanan saya bersama Universitas Airlangga
dalam pengembangan diri ini bisa memberikan kebermanfaatan untuk yang lain.
Salam,
Kota Perjuangan
27.11.2016
27.11.2016