Bumi ini terlalu baik, apalagi
pada Indonesia. Katanya, tanah kita adalah tanah surga. Tongkat kayu dan batu
pun bisa tumbuh jadi tanaman. Betapa suburnya Indonesia, hamparan luas kawasan
hutan Indonesia mencapai 130,61 juta ha pada tahun 2012 yang merupakan 68,6%
dari total luas daratan Indonesia. Kecintaannya pada Indonesia menjadikan negeri ini sebagai paru-paru dunia dengan kekayaan hayati berupa hutan tropis terbesar ketiga
setelah Brazil dan Zaire. Kurang baik apa Bumi ini? Namun teganya banyak rakyat
Indonesia yang semena-mena padanya 😖.
Tingkat kerusakan hutan mengalami peningkatan setiap tahunnya |
Kerusakan Bumi benar-benar
terjadi di banyak sektor. Tidak hanya banyak kawasan hutan yang hilang berganti
pemukiman, flora dan fauna menuju kepunahan karena perburuan liar hingga
sungai-sungai penuh sesak dengan sampah rumah tangga. Bumi pun semakin panas, climate change is real. Perubahan musim
penghujan dan kemarau di Indonesia tidak menentu. Semuanya sadar, semuanya pun
tahu akibat dari setiap perbuatan yang dilakukan. Tapi nyatanya, tidak banyak
yang tergerak untuk memperbaiki. Pun tidak banyak yang bertindak untuk
memulihkan kembali. Hanya segelintir orang yang peduli, yang sadar diri, yang
takut betapa dahysatnya bencana ketika Bumi ini kembali murka.
Pencemaran sungai akibat limbah domestik dan industri semakin merajalela |
Sibuk. Mungkin begitu alasannya. Saya pun tidak memungkiri bahwa etiap orang mempunyai prioritas masing-masing. Sejenak, luangkan waktu untuk menengok begitu banyak kerusakan yang tanpa kita sadari membuat Bumi, negeri ini khususunya, berada di ujung tanduk. Di ujung kerusakan hasil perbuatan sendiri. Miris sekali, apa kabar Bumi ini untuk anak cucu kita nanti?
Kerusakan pun sekarang tidak
pandang bulu. Kawasan terlindungi pun masih sering jadi sasaran aksi memenuhi
kepentingan untuk keuntungan diri. Jangankan sungai yang bebas mengalir dan
tanpa dilindungi bisa bebas dari kerusakan tangan jahil manusia, kawasan
ekosistem leuser yang merupakan salah satu wilayah konservasi paling penting di
muka bumi juga dalam bayangan kepunahan manusia.
Kawasan ekosistem Leuser dengan luas 2,63 juta hektare terdiri dari hutan tropis dataran rendah dan juga berbukit. Kawasan yang sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya dengan topografi dramatis mendukung kehidupan lebih dari 4 juta orang yang tinggal di sekitarnya. Kawasan ekosistem Leuser menjadi sumber air bagi rakyat dan sangat berjasa untuk mitigasi bencana ekologi.
Kawasan ekosistem Leuser dengan luas 2,63 juta hektare terdiri dari hutan tropis dataran rendah dan juga berbukit. Kawasan yang sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya dengan topografi dramatis mendukung kehidupan lebih dari 4 juta orang yang tinggal di sekitarnya. Kawasan ekosistem Leuser menjadi sumber air bagi rakyat dan sangat berjasa untuk mitigasi bencana ekologi.
Leuser, Warisan Alam Tak Tergantikan (Sumber Video)
Tidak hanya itu, Leuser juga
merupakan hutan hujan tropis dengan beragam satwa dan tanaman penting yang wajib
dilindungi. Leuser menjadi rumah bagi spesies langka hewan-hewan Sumatera
seperti orangutan, badak, gajah, harimau, macan dahan dan beruang madu.
Istimewanya lagi, Leuser menjadi habitat untuk bunga terbesar dan tertinggi,
Rafflesia dan Amorphophallus, serta dipenuhi dengan beragam tumbuhan langka
lainnya. Ilmuan dan konservationist dunia menyebut kawasan ekosistem Leuser
sebagai high conservation value. Istimewa banget kan.
Sayangnya, keistimewaan yang ada terusik dengan tangan-tangan jahil manusia demi memuaskan hasrat pribadi untuk memperkaya diri. Awal tahun 2017, terus berlanjut aktivitas illegal yang terjadi di Leuser dalam berbagai cara. Mulai dari perburuan, perambahan, pembangunan jalan serta pembalakan liar. Total kerusakan Leuser akibat kasus pembalakan liar (illegal logging) sebesar 6.312 meter kubik kayu dan 5,415 hektare akibat perambahan. Leuser berada diambang kerusakan dengan deforestasi pada bulan Januari - Mei 2017 sebesar 2.686 hektare.
Leuser, Surga Hayati Indonesia |
Sayangnya, keistimewaan yang ada terusik dengan tangan-tangan jahil manusia demi memuaskan hasrat pribadi untuk memperkaya diri. Awal tahun 2017, terus berlanjut aktivitas illegal yang terjadi di Leuser dalam berbagai cara. Mulai dari perburuan, perambahan, pembangunan jalan serta pembalakan liar. Total kerusakan Leuser akibat kasus pembalakan liar (illegal logging) sebesar 6.312 meter kubik kayu dan 5,415 hektare akibat perambahan. Leuser berada diambang kerusakan dengan deforestasi pada bulan Januari - Mei 2017 sebesar 2.686 hektare.
Manusia semakin membabi-buta untuk melakukan alih
fungsi lahan dari hutan yang rindang menjadi kebun sawit dengan
iming-iming miliaran rupiah keuntungan. Menebang pohon-pohon untuk kepentingan
industi, alih-alih investasi namun merusakan kelestarian alam. Salah satu
fungsi dari kawasan ekosistem Leuser adalah sebagai daerah penyangga serta
penahan air. Hilangnya ribuan hektare hutan tiap tahunnya membuat hutan
kehilangan salah satu fungsinya untuk penahan air.
Penurunan debit air di sekitar 80% sungai kawasan ekosistem Leuser mencapai sebesar 50%. Tidak ada lagi proses penyimpanan air oleh akar-akar pohon, alhasil bencana banjir tidak bisa dihindari. Menurut data Walhi, Aceh sudah mengalami banjir sebanyak 1.119 kali pada rentang waktu 2007-2014. Pun demikian dengan alih fungsi hutan untuk ekspansi lahan gambut membuat produksi gas rumah kaca makin meningkat. Lahan gambut yang berperan sebagai penyerap karbon terbesar kehilangan fungsinya sehingga menyebabkan efek pemanasan global semakin meningkat.
Betapa banyak dan besar fungsi
hutan dalam menjaga keseimbangan alam. Begitu rusak tanpa ada usaha untuk
mengembalikannya, banyak bencana besar yang mengintai. Konservasi menjadi jalan
yang wajib ditempuh untuk meminimalisir dampak kerusakan yang terjadi. Selain itu juga bertujuan untuk
melindungi dan memelihara agar alam ini tetap lestari. Pada dasarnya, Konservasi bertujuan untuk menjaga keberadaan dan kualitas lingkungan untuk
jangka waktu yang panjang. Menjaga bumi agar bisa tetap nyaman dihuni untuk
anak cucu nanti.
Adanya Lestari memberikan kesegaran di tengah rentetan fakta-fakta kerusakan alam yang telah terjadi. Menjadi penyemangat untuk terus melestarikan konservasi. Sesuai dengan namanya “Lestari” yang berarti abadi, merupakan proyek pengelolaan hutan secara berkesinambungan dengan banyak tujuan baik. Utamanya sebagai upaya konservasi keanekaragaman hayati serta membantu mengurangi dampak kerusakan yang ada, salah satunya emisi gas rumah kaca yang semakin hari membuat dampak pemanasan global menjadi semakin nyata.
Lestari bekerja di enam lanskap
salah satunya adalah Lanskap Leuser, berlokasi di Aceh, dengan pondasi kokoh
proyek USAID IFACS dengan menerapkan pendekatan lanskap berupa tata kelola
penggunaan lahan terintegrasi untuk menyinergikan kebijakan lintas sektor guna
menyelaraskan pembangunan dan tujuan konservasi. Lestari bekerja sama dengan
pemerintah daerah, sektor swasta dan komunitas lokal melalui mekanisme
sub-kontrak, hibah maupun aktivitas implementasi secara langsung.
Lestari: Menjaga Keanekaragaman Hayati Lanskap Leuser |
Semangat dan inspirasi Lestari dalam menjaga serta merawat Lanskap Leuser dari kemusnahan yang kian mengancam berhasil membuat saya semakin semangat untuk ikut turut melakukan konservasi. Konservasi untuk membuat Bumi ini tetap lestari. Pentingnya konservasi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang paling sederhana, terus dilakukan berkali-kali untuk memberikan perubahan yang nyata dan bermakna. Mulai diterapkan agar terbiasa untuk melakukan.
Saya sudah mencoba menerapkan
beberapa aksi sederhana sebagai wujud peduli pada Bumi ini. Oiya, setelah
direnungkan ternyata tradisi juga berpengaruh besar pada aksi peduli Bumi ini
lho. Aksi sederhana konservasi agar Bumi tetap lestari 😊. Yuk bisa diaplikasikan juga lo buat teman-teman 😄
Mengikuti kegiatan
peduli lingkungan, memupuk semangat konservasi
Banyak sekali komunitas-komunitas
yang menyelenggarakan kegiatan peduli lingkungan. Saya beruntung sekali bisa
beberapa kali ikut beraksi bersama mereka. Beberapa diantaranya adalah kegiatan
penanaman bibit Mangrove di Bozem Wonorejo, aksi hemat energi pada peringatan
Earth Hour, dan juga tree planting activities dalam kegiatan tahunan summer
camp di ITS. Betapa beruntungnya bisa
mengikuti kegiatan-kegiatan positif dan menebar kebermanfaatan untuk lingkungan.
Yuk, lestraikan aksi tanam pohon - satu jiwa satu tanaman - 😄 |
Perkembangan teknologi juga memberikan banyak dampak positif, salah satunya mempermudah dalam menyalurkan donasi untuk program-program lingkungan yang sedang dikembangkan di Indonesia. Pun juga sebagai media untuk menggaungkan semangat konservasi dan ikut beraksi bersama untuk menjaga kelestarian bumi pertiwi.
Membuang sampah pada
tempatnya, sungai bukan wc umum/tempat sampah bersama
Air merupakan sumber daya alam
yang rentan dengan pencemaran. Kebutuhan air bersih terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang makin tidak terkendali. Tidak hanya itu,
pencemaran air sungai yang notabene digunakan sebagai air baku PDAM pun makin
meningkat. Sekitar 75% dari 58 sungai besar di Indonesia sudah tercemar. Diperkirakan
60% polutan berasal dari limbah rumah tangga dan sisanya dari aktivitas
industri.
Aksi Ecoton dalam pembersihan popok di kawasan - kawasan sungai #sungaibebaspopok2020 (Sumber Gambar) |
Miris sekali ketika melihat banyak sampah yang mengapung disungai. Pada perayaan Hari Air setiap tahunnya, teman-teman dari Teknik Lingkungan menggelar kegiatan susur sungai di Kali Rolak Surabaya. Tidak hanya itu, LSM “Ecoton" juga secara rutin mengadakan konservasi sungai dari popok sekali pakai yang banyak mengapung di sungai-sungai mulai dari kawasan Surabaya, Sidoarjo serta kawasan sungai lainnya.
Save energy, save future, save life!
Penggunaan energi secara
bijaksana perlu dibiasakan sejak dini, agar terbiasa untuk melakukannya. Tidak
jarang dari kita masih sering abai untuk mencabut charger setelah selesai
charging, mematikan lampu tidur disiang hari, kipas angin yang dibiarkan
menyala meskipun tidak ada penghuninya atau yang paling sering membiarkan tv
menyala sampai pagi karena ketiduran. Pemborosan dalam menggunakan energi yang
secara tidak langsung juga semena-mena pada bumi.
Hemat Energi, Aksi Nyata Selamatkan Bumi! |
Kok bisa? Jelas, karena proses
untuk menghasilkan listrik melalui proses panjang, salah satunya pembakaran sumber energi fosil (batu
bara, minyak bumi dan gas). Semakin banyak energi listrik yang digunakan maka semakin besar kebutuhan energi
yang diperlukan dan semakin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan. Alhasil
pencemaran yang terjadi juga makin besar, mulai dari pencemaran udara (hujan asam dan
pemanasan global) hingga kelangkaan sumber energi yang digunakan. Yuk mulai dari sekarang lebih bijak menggunakan energi! 😊
Minimalisasi produksi sampah, menerapkan tradisi “Gunakan dengan
Bijaksana, Jangan Berlebihan”
Belajar dari tradisi sejak kecil,
“gunakan dengan bijaksana, jangan berlebihan”. Begitu pesan Ibuk pada saya
ketika melakukan apapun. Termasuk dalam hal makan, belanja, ataupun belajar.
Sedih kalau lihat saat makan di kantin banyak sekali piring yang nasi dan
lauknya masih banyak namun dibuang. Sebagai informasi, sebanyak 51% jumlah
sampah yang dihasilkan setiap hari merupakan sampah makanan. Begitu kurang
bersyukur, selain mencemari lingkungan banyak sekali orang-orang diluar sana bahkan kesulitan untuk makan.
Terapkan etika lingkungan dalam setiap kegiatan. Hindari gaya hidup konsumtif yang merugikan lingkungan! |
Selain sampah makanan, perlu
sekali meminimalisasi penggunaan kantong plastik saat belanja. Pun juga sangat
baik menghemat pemakaian kertas saat belajar. Gunakan dua sisi kertas sebagai
aksi kencintaan agar Bumi tetap lestari.
Membeli produk yang baik dan ramah lingkungan
Jeli saat membeli perlu
dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi konsumen yang cerdas serta
selektif dengan membeli produk yang memiliki ekolabel. Ekolabel merupakan label
sertifikasi bahwa produk diproduksi dari sumber yang lestari serta melalui
proses produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pastikan beli yang
baik ya sebagai aksi nyata menjaga Bumi.
Ayo Beli Produk dengan Ekolabel #beliyangbaik |
Mulai dari aksi sederhana yang dilakukan terus menerus demi membawa perubahan nyata untuk kelestarian Bumi. Aksi nyata juga digaungkan oleh Lestari untuk menebar inspirasi serta semangat lestarikan upaya konservasi melalui perhelatan akbat tari saman dengan jumlah sebanyak 10.001 penari. Wiik, banyak banget ya sepuluh ribu satu penari Saman akan mengawal perhelatan akbar Leuser 2017 😅
USAID-Lestari menggelar perayaan
Pra-Event Tari 10.001 Saman Pengawal Leuser 2017 pada tanggal 5 Agustus 2017 nanti dan puncaknya dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2017. Perhelatan akbar Saman Pengawal Leuser ini mengambil tema "Merawat Tradisi Melalui Konservasi" yang bertujuan untuk merawat tradisi sekaligus melestarikan upaya
konservasi Leuser agar tetap lestari. Selain itu juga mengingatkan betapa pentingnya
menjaga keindahan alam dan kebaikan yang diberikan bumi selama ini dengan beriringan
bersama tradisi yang dimiliki.
Keindahan Tari Saman melengkapi pesona Leuser sebagai warisan alam yang begitu indah serta sumber kehidupan rakyat Aceh pada khususnya. Oiya acara Saman Pengawal Leuser 2017 yang dilaksanakan di Kabupaten Gayo Lues ini juga direncanakan akan memecahkan kembali rekor MURI dengan Tari Saman penari terbanyaak. Waah, wow banget yaa 😄
Keindahan Tari Saman melengkapi pesona Leuser sebagai warisan alam yang begitu indah serta sumber kehidupan rakyat Aceh pada khususnya. Oiya acara Saman Pengawal Leuser 2017 yang dilaksanakan di Kabupaten Gayo Lues ini juga direncanakan akan memecahkan kembali rekor MURI dengan Tari Saman penari terbanyaak. Waah, wow banget yaa 😄
Saman Pengawal Leuser, Simbol Merawat Tradisi untuk Terus Lestarikan Konservasi Leuser
Sebanyak 10001 penari saman akan
mengiringi perayaan leuser tahun ini. Tarian istimewa yang syarat akan makna
dalam setiap gerakan dan syairnya. Simbol kebersamaan untuk terus menjaga dan
melestarikan Leuser agar terhindar dari berbagai ancaman kepunahan. Leuser dan Saman adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, saling menghidupkan dan sama-sama menjadi warisan dunia yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Salam Leuser Lestari! Semangat merawat tradisi dan
lestarikan upaya konservasi untuk bumi pertiwi!
Kerusakan di bumi ini terus merajalela bukan karena terlalu banyak orang jahat atau sudah tidak ada orang baik sekalipun, namun karena terlalu banyak orang baik yang hanya diam dan terlalu asik menyaksikan.
Referensi:
[1] Erzansyah, Hafiz. 2017. HAkA dan FKL: Aktivitas Ilegal di Kawasan Ekosistem Leuser Terus Berlanjut. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[2] Gumelar, Ofi Sofyan. 2016. Kelirumologi RTRW Aceh dan Dampaknya Pada Ekosistem Leuser. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[1] Erzansyah, Hafiz. 2017. HAkA dan FKL: Aktivitas Ilegal di Kawasan Ekosistem Leuser Terus Berlanjut. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[2] Gumelar, Ofi Sofyan. 2016. Kelirumologi RTRW Aceh dan Dampaknya Pada Ekosistem Leuser. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[3] Lestari Indonesia. Lanskap Leuser. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[4] Lestari Indonesia. Lestari: Mengurangi Emisi dan Memelihara Keanekaragaman Hayati. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[5] Leuser Lestari. 2016. Saman dan Leuser. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[6] Zulkarnaini. 2017. Untuk Leuser Dia Mengabdi. Diakses tanggal 24 Juli 2017.
[7] 1001Indonesia. 2017. Kawasan Ekosistem Leuser, Penyangga Kehidupan Manusia. Diakses tanggal 24 Juli 2017.
[4] Lestari Indonesia. Lestari: Mengurangi Emisi dan Memelihara Keanekaragaman Hayati. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[5] Leuser Lestari. 2016. Saman dan Leuser. Diakses tanggal 21 Juli 2017.
[6] Zulkarnaini. 2017. Untuk Leuser Dia Mengabdi. Diakses tanggal 24 Juli 2017.
[7] 1001Indonesia. 2017. Kawasan Ekosistem Leuser, Penyangga Kehidupan Manusia. Diakses tanggal 24 Juli 2017.