Waktu menunjukkan pukul 4:12 a.m KST. Yak, sudah pagi. Namun kantuk, seperti hari-hari sebelumnya, tak kunjung juga datang. Insomniaku makin parah. Padahal hari ini harus ngelab dari pagi dan ada kelas sampe malam. Semoga Allah senantiasa menguatkan. Termasuk menguatkan imanku. Makin hari, aku makin khawatir kalau terlalu larut dalam kesibukan dunia #maafyaAllah
Menuntut ilmu dan bertahan hidup di negeri gingseng ini keras. Keras bagiku, pun bagi teman-teman seperjuangan dari Indonesia lainnya. Bukan hanya karena susahnya mendapatkan makanan halal yang sudah bisa diatasi dengan masak sendiri. Pun bukan juga karena kurangnya waktu pengajian atau terbatasnya tempat ibadah. Semuanya sudah ada solusinya, namun satu yang paling susah adalah mengendalikan diri sendiri. Utamanya mengendalikan hawa nafsu.
Aku takut ya Allah. Takut imanku tak cukup tangguh melawan semua godaan yang ada. Takut aku terbawa arus, takut melupakan kodratku sebagai muslim yang harus berpegang teguh pada syariat-syariat Islam dan menjauhi apapun yang dilarang dalam Islam.
Aku takut ya Allah. Takut terlalu mengejar dunia hingga lupa bahwa sejatinya dunia ini hanya persinggahan untuk persiapan menuju masa yang kekal di akhirat nanti. Aku takut jika bekalku di dunia selama ini tak cukup untuk membuatku pantas menginjakkan kaki di surgaMu.
Aku takut ya Allah, takut kalau tujuanku menuntut ilmu disini untuk berjihad di jalanMu, justru membawaku dekat pada keburukan.
Aku takut ya Allah. Takut jikalau teman-temanku sekarang justru menjadi penyebab diri ini semakin tak pantas untuk memasuki surgaMu. Aku takut, takut salah langkah ya Allah.
Aku sadar jikalau imanku tak cukup tangguh. Sadar sesadar-sadarnya aku masih terlalu rapuh melihat dunia dengan segala iming-imingnya yang begitu menarik hati. Semoga Kau tak bosan-bosannya untuk menegurku ketika aku mulai berbelok sehingga aku bisa cepat kembali ke JalanMu.
Terima kasih ya Allah, atas rasa gelisah yang kian hadir ketika aku mulai terlena dengan gemerlap dunia yang begitu menyenangkan. Terima kasih atas rasa sedih yang selalu ada ketika diri ini mulai dikuasai bujuk rayu untuk menomorsatukan dunia. Terima kasih atas rasa berdosa yang kian hadir ketika iman ini mulai melemah. Maafkan hambamu ini yang terus berbuat dosa dan berlimpah khilaf. Maaf ya Allah T.T
Sesulit apapun itu, semoga perjuangan ini bisa menjadi pemberat timbangan kebaikan di Hari Penghitungan Amal. Semoga Allah senantiasa membuatku tangguh dalam mewujudkan setiap niat baikku. Selalu menuntunku menuju jalan surgaNya. Aamiin. Allahu Akbar!
Busan, 2018.06.03
MasyaAllah, semoga dikuatkan kak! Lillahi ta'ala amiin
ReplyDeletePeluk mba Lucky. Semoga Allah memudahkan segala usaha mba ya.
ReplyDeleteSemoga Lucky senantiasa dalam lindungan Allah, tetap ikhsan dalam iman Islam
ReplyDeleteKhawatiran Mbak memang cukup beralasan, karena terkadang kesibukan di Dunia manapun akan bisa mengeser secara halus tingkat Keimanan kita, semoga kita selalu menjadi Hamba yang taat Pada Allah SWT . AMIN
ReplyDelete