Sejauh mata memandang, hijau dan biru yang begitu menenangkan. Hamparan laut yang luas nan bersih menjadi vitamin dan moodbooster terbaik. Pemandangan favorit yang begitu saya rindukan, mengenang perjalanan saat menyeberang dari Bali ke Pulau Lombok. Momen yang begitu istimewa selama kurang lebih 3 jam menumpangi Kapal Ferry. Di tengah perjalanan, kami melihat pertunjukan lumba-lumba yang tak malu beratraksi. Menorehkan tawa dan senyum ceria di bibir para penumpang kapal, terutamanya saya #senyumsenyumsendiri
Menikmati indahnya bahari Indonesia - Perjalanan Bali - Lombok (sumber foto: dok. pribadi) |
Berbicara mengenai lumba-lumba, mengingatkan saya pada Duyung dan Dugong, yang saya kenal dulu di film “Marina” dari Filipina.
Dugong Ternyata Bukan Putri Duyung
Dugong yang memiliki nama ilmiah Dugong dugon sering dikaitkan dengan ikan yang berwujud putri duyung, manusia setengah ikan yang popular dengan istilah “mermaid” dalam bahasa Inggris. Padahal nyatanya benar-benar berbeda, putri duyung hanya cerita yang ada pada dunia dongeng atau legenda.
#DugongmeLamun (sumber foto: telegraphy.co.uk/alamy) |
Dugong merupakan satu-satunya mamalia laut “herbivora” yang makanannya begitu eksklusif yaitu lamun. Pun Dugong memiliki peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem lamun. Dalam klasifikasi hewan, dugong termasuk dalam class mamalia, ordo Sirenia yang menyusui anaknya.
Oiya, Dugong ini menyusui anak di bawah ketiaknya. Terdapat puting susu di ketiak kedua sirip dugong betina. Menarik banget kan yak, cara menyusuinya pun berbeda dengan Pesut yang menyusui anaknya di dekat alat kelamin.
Oiya, Dugong ini menyusui anak di bawah ketiaknya. Terdapat puting susu di ketiak kedua sirip dugong betina. Menarik banget kan yak, cara menyusuinya pun berbeda dengan Pesut yang menyusui anaknya di dekat alat kelamin.
Perawakan Dugong adalah bertubuh tambun tanpa sirip di punggung yang dilengkapi dengan ekor pipih, horizontal serta bercabang seperti ekor lumba-lumba dan paus. Fakta menarik mengenai Dugong bisa dilihat di gambar berikut ini:
Fakta menarik mengenai Dugong (sumber gambar: Lembar Fakta DSCP Indonesia) |
Namun ternyata oh ternyata air mata duyung ini merupakan cairan pelembab mata Dugong yang keluar ketika Dugong sedang tidak berada di dalam air.
Yuk, Kenalan dengan Kerabat Dugong
Supaya makin cinta dengan Dugong, boleh yuk kenalan dengan kerabat Dugong. Dugong dugon merupakan satu-satunya species yang masih eksis di bawah Familia Dungongidae. Spesies lainnya dari familia yang sama, yaitu Hydrodamalis gigas, terkenal dengan Setller’s sea cow, bahkan telah punah 30 tahun sejak pertama kali ditemukan di abad 18.
Spesies lainnya di bawah ordo Sirenia, familia Trichechidae yang masih hidup dan tidak kalah eksis dengan Dugong adalah Manatee atau sea cow, alias sapi laut. Berbeda dengan Dugong. Manatee memiliki ekor yang tidak bercabang, melainkan berbentuk bundar pipih seperti dayung.
Hubungan kekerabatan Dugong |
Fakta menarik lainnya mengenai Dugong, ternyata kekerabatan Dugong jauh dengan paus ataupun lumba-lumba yang merupakan mamalia laut. Uniknya, dalam sejarah evolusinya Dugong memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan gajah. Nenek moyang Dugong bermula dari hewan daratan pemakan tumbuhan, yaitu gajah, yang perlahan beralih ke pantai dan beradaptasi sebagai hewan akuatik herbivora di perairan dangkal. Dugong pun memiliki sistem pencernaan yang mirip dengan sistem pencernaan gajah, seperti Gajah Afrika, Loxodonta africana.
Padang Lamun: Rumah Mereka, untuk Kita
Kenal Lamun lebih dekat: Rumah mereka untuk kita semua (sumber gambar: twitter @dscpindonesia) |
Sudah kenal dengan Dugong beserta kerabatnya, rasanya kurang lengkap kalau belum tahu mengenai Padang lamun. Yap, padang lamun sangat erat kaitannya dengan pelestarian Dugong, sebagai habitat dan sumber pakan. Dugong termasuk hewan pemilih perihal makanan. Dugong tidak seperti hewan herbivora lainnya yang suka tumbuhan berserat, namun lebih suka dengan lamun yang lembut, mudah dicerna serta mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Hubungan antara Dugong (Duyung) dan Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia) |
Lamun merupakan jenis tumbuhan berbunga yang hidup di dalam air dan tumbuh membentuk padang rumput atau biasa kita sebut padang lamun di dasar perairan pesisir yang dangkal. Lamun ini menjadi sumber pakan utama Dugong. Oiya, tidak hanya Dugong ternyata yang memakan lamun, penyu pun juga makan lamum namun hanya bagian daunnya saja.
Beragam manfaat dan fungsi Padang Lamun (sumber gambar: twitter @dscpindonesia) |
Namun berbeda dengan Dugong yang makan seluruh tumbuhan lamun sampai akar-akarnya. Pada kesempatan lain, Dugong hanya akan memakan bagian daun diatas permukaan dasar saja. Hap-hap makan banyak Dugong mah.
Ragam Padang Lamun di Indonesia
Indonesia memiliki padang lamun seluas 1.507 km2 namun hanya 5% yang tergolong sehat, sementara 80% kurang sehat dan 15% lainnya dalam kondisi tidak sehat. Dari sekitar 20 jenis lamun yang dikenal di perairan Asia, hanya sekitar 12 jenis lamun yang umum terdapat di Indonesia. Oiya, tumbuhan lamun ini terdiri dari rimpang (rhizome), daun dan akar. Sebagian besar lamun berumah dua, yang artinya dalam satu tumbuhan hanya terdapat bunga jantan saja atau bunga betina saja.
Jenis dan Status Padang Lamun di Indonesia (sumber gambar: twitter @dscpindonesia) |
Rantai Makanan Ekosistem Padang Lamun
Padang lamun termasuk dalam ekosistem kompleks yang di dalamnya terdapat banyak ragam biota dan saling berinteraksi satu sama lain. Pun padang lamun bisa berada dekat dengan ekosistem mangrove dan sebelah luarnya berdampingan dengan ekosistem terumbu karang. Di dalam padang lamun sendiripun bisa terdiri dari vegetasi tunggal ataupun vegetasi campuran yang terdiri dari beberapa jenis lamun.
Pada lamun ini juga merupakan ekosistem dengan produktivitas organik yang sangat tinggi, Bermacam-macam biota laut juga hidup disitu, seperti krustasea, moluska, ikan dan cacing. Ada yang menetap, adapula yang sebagai pengunjung setia. Tidak hanya itu, Lamun juga menjadi makanan bagi penyu, terutama penyu hijau yang suka dengan jenis lamun Cymodocea, Thalassia dan Halophila. Rantai makanan untuk eksosistem padang lamun dapat dilihat pada gambar berikut:
Berbagai variasi ekosistem padang lamun di pantai timur Pulau Bintan, Kepulauan Riau Dokumentasi foto: Trikora Seagrass Management Demonstration Site (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015) |
Rantai makanan ekosistem padang lamun (Dugong Bukan Putri Duyung, Nontji, 2015) |
Ancaman Kelestarian Dugong dan Padang Lamun
Kondisi Dugong dan Padang Lamun di Indonesia makin lama makin memprihatinkan. Dugong dan Lamun memiliki simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan satu sama lain. Banyak Dugong yang diburu hidup-hidup dan dagingnya di konsumsi, padahal sudah dilindungi oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Nah, selain karena unsur kesengajaan, ada potensi Dugong ini tidak sengaja terdampar kemudian terjaring atau tertangkap di alat tangkap milik nelayan. Kesadaran masyarakat sekitar sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan Dugong yang terdampar atau terjaring tersebut dengan melepaskannya kembali ke laut.
Penanganan Dugong yang terdampar (sumber video: twitter @dscpindonesia)
Sementara untuk Padang Lamun, nasibnya juga tidak berbeda dengan Dugong, kian lama kian memprihatinkan akibat pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. Fakta yang ada karena pembangunan berbagai konstruksi pantai menyebabkan hilangnya ekosistem padang lamun. Bukti nyata kerusakan padang lamun lainnya terjadi akibat pembangunan kawasan dan industri di pelabuhan Teluk Banten yang telah melenyapkan sekitar 30% luas padang lamun di teluk tersebut.
Kerusakan lainnya terjadi akibat penambangan bauksit di Bintan yang telah memberikan dampak sedimentasi padang lamun. Luas padang lamun pun telah berkurang sebanyak 678.300 meter persegi di gugus pulau Pari (Jakarta) dari tahun 1999-2004.
Kerusakan lainnya terjadi akibat penambangan bauksit di Bintan yang telah memberikan dampak sedimentasi padang lamun. Luas padang lamun pun telah berkurang sebanyak 678.300 meter persegi di gugus pulau Pari (Jakarta) dari tahun 1999-2004.
Selamatkan Padang Lamun, Lestarikan Habitat Dugong: Nyalakan Lentera Asa #DugongmeLamun
Setelah berkenalan dekat dengan Dugong dan Padang Lamun serta mengetahui bagaimana kritisnya kondisi keduanya sekarang, beberapa strategi dan kemungkinan aksi konservasi yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian #DugongmeLamun sebagai berikut, yuk – yuk simak baik-baik:
- Meningkatkan perlindungan Dugong baik di dalam maupun di luar konservasi laut dengan lebih memperketat hukum yang ada, seperti pelarangan penggunaan jaring insang dan pukat dalam penangkapan ikan. Selain itu, perlu dilakukan integrasi aktivitas dan tindakan konservasi dugong dengan pengelolaan pesisir yang sudah ada untuk sekaligus mendukung kelestarian padang lamun.
- Meningkatkan kesadaran diri sendiri dan masyarakat pada umumnya mengenai pentingnya konservasi populasi dugong dan padang lamun sebagai habitatnya. Aksi bisa dilakukan dengan melakukan kampanye melalui berbagai media cetak ataupun digital. Apalagi di era digital seperti sekarang ini penyebaran informasi menjadi begitu mudah dan cepat. Penetapan Dugong sebagai ikon penting atau “flagship species” juga bisa dilakukan agar kesadaran untuk menjaga kelestarian Dugong menjadi semakin meningkat dan terpatri kuat dalam diri.
- Lebih peka dan tanggap terhadap kondisi dugong serta padang lamun, salah satunya dengan menjaga lingkungan sekitar (tidak membuang sampah sembarangan utamanya ke laut). Langkah lainnya adalah dengan tidak membeli bagian tubuh dugong yang mentah ataupun yang sudah diolah (e.g taring dugong, air mata dugong, daging dugong, dll)
- Terus melakukan penelitian, survey dan pemantauan populasi dugong serta padang lamun sehingga bisa mengetahui detail mengenai distribusi dugong dan kelestarian padang lamun yang ada di Indonesia.
- Terus bergerak mengembangkan jaringan atau network di kalangan praktisi konservasi umum dan peneliti. Tidak kalah penting juga untuk masyarakat umum seperti saya, bisa ikut bersinergi dengan aktif mendukung upaya konservasi dugong serta padang lamun, salah satunya melalui Dugong and Seagrass and Conservation Project (DSCP) Indonesia.
Yuk bersinergi, bergerak bersama nyalakan lentera asa untuk Dugong dan Lamun bersama DSCP Indonesia! |
Hidup sekali, jadilah berarti! Salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian Dugong dan Padang Lamun adalah dimulai dengan meningkatkan kesadaran diri, terus aktif menggali informasi lalu bersinergi bersama kelompok pemerhati lingkungan lainnya, kelompok yang sevisi, salah satunya adalah DSCP Indonesia. Yuk, mari beraksi dan bersinergi untuk menyalakan lentera asa Dugong dan Lamun di Indonesia!
Yuk dukung kegiatan DSCP Indonesia! Satu aksi untuk #DugongmeLamun! |
Actions speak louder than words, so let’s do it! #DugongmeLamun, We love you!
Referensi:
- DSCP Indonesia. Lembar Fakta Program Konservasi Dugong dan Padang Lamun Indonesia
- LIPI media. 2015. Duyung di Indonesia terancam punah
(http://lipi.go.id/lipimedia/single/Duyung-di-Indonesia-Terancam-Punah/15461)
- LIPI media. 2016. Populasi Dugong terancam punah
(http://lipi.go.id/lipimedia/populasi-dugong-terancam-punah/15463)
- Nontji, Anugerah. 2015. Dugong Bukan Putri Duyung. Jakarta