Begini
ternyata rasanya. Masih ingat benar, 4 hari yang lalu selepas saya menyelesaikan
dua UAS beruntun lalu berlanjut dengan jalan tertatih-tatih membeli
makanan untuk buka puasa. Begitu sampai di kosan langsung memutar gema takbir
di youtube. Ini pengobat rindu, semua akan baik-baik saja. Besok lebaran, besok
hari kemenangan tiba. Batin saya mengelus-elus hati kecil yang begitu gampang
mewek ini.
Baca juga: Momen Perdana Ramadhan di Korea
Tahun
ini pertama kali saya merasakan Ramadhan dan juga Lebaran di Korea. Selamat
berkumpul bersama keluarga dan menikmati libur lebaran, dua kata yang saat
diucapkan begitu penuh kerinduan akan kampung halaman. Terdengar alay mungkin
ya, karena saya bukan satu-satunya yang menikmati Ramadhan dan Lebaran di tanah
rantau. Perdana kali ini pun, Allah memberikan berkah yang begitu istimewa.
Saya belajar lebih dalam mengenai makna kesabaran,
keridhoan, keikhlasan, dan perjuangan. Kasih Allah begitu nyata.
Sore
itu, tepat selesai sholat Ashar saya berberes untuk kembali ke lab melanjutkan uji
sampel yang baru saya ambil dari reaktor. Rencananya setelah selesai, saya
ingin pergi ke Masjid Al Fatah di Dusil, menghabiskan malam di masjid karena
besoknya di sini libur.
Jujur,
tidak ada yang saya pikirkan saat itu. Pun saat menuruni tangga, saya melihat
anak tangga dengan sangat baik. Namun,
tidak beruntungnya saya terpeleset dengan posisi kaki miring dan akhirnya berguling
hingga mencapai dasar tangga. Beruntungnya kepala saya tidak terbentur keras
dan badan saya cukup besar sehingga benturan tidak begitu keras. Hal pertama
yang saya pikirkan, kenapa bisa jatuh, kan mau ke masjid. Sedih
sesedih-sedihnya.
Tangisan
saya tertahan karena tidak ingin membuat kehebohan dan merepotkan banyak orang.
Namun sakit dipergelangan kaki semakin terasa, badan terasa kaku tidak bisa
digerakkan. Bagaimana ini? saya semakin ketakutan. Bagaimana kalau tidak bisa
gerak sampai nanti. Akhirnya saya putuskan untuk menangis kencang karena
menahan sakit.
Beruntung
ada yang mendengar dan dua teman dari lab lain menghampiri saya. Disusul
Profesor dari lab lain juga yang kebetulan adalah kepala departemen langsung
sigap menelepon ambulance. Saat itu saya
begitu lemah tak berdaya, masih meringis kesakitan dan langsung dibawa ke rumah
sakit.
Berdasarkan
hasil rongten, terjadi retak di bagian pergelangan kaki. Alhasil harus ridho
untuk digips dan berjalan menggunakan tongkat. For the first time kaki cidera sampai seperti ini, pun jauh dari
keluarga. Alhamdulillah, Allah senantiasa menguatkan dan memberikan sahabat
yang begitu setia mendukung dan menguatkan saya.
Hari-hari
setelah itu begitu penuh perjuangan. Dealing
dengan diri sendiri yang keep blaming for
being disable dan merepotkan banyak orang setelah tragedi jatuh. Kerinduan
akan ayah dan ibu di rumah ditambah sakit yang terasa sangat berat. Sampai pada
akhirnya saya tersadarkan satu hal dan merubah semua cara pandang saya mengenai
nikmatnya sakit.
Ayah melatih saya untuk selalu istighfar
ketika mulai merasakan sakit, setia merapalkan doa mohon ampun pada Allah,
mohon keridhoan pada Allah agar sakit ini bisa menjadi pengugur dosa-dosa yang
saya miliki. Ayah selalu menguatkan saya untuk senantiasa Huznudzon pada Allah.
Sakit ini nikmat yang juga harus disyukuri, bukan malah sedih dan mengeluh
terus-terusan. Banyak hikmah baik yang bisa dipetik dari sakit ini, bisa lebih banyak
istirahat, banyak istighfar, banyak bersabar. Jadi bisa merasakan kalau jalan
menggunakan tongkat juga butuh kesabaran ekstra. Alhamdulillah.
Pun sakit ini menambah syukur bisa menyambut tahun ke 24 lebih bijaksana.
15 Juni 2018, Allahu Akbar!
Alhamdulillah, Allah senantiasa
menguatkan saya sehingga bisa lancar berpuasa hingga akhirnya bisa menyambut
hari kemenangan 3 hari yang lalu. Perdana lebaran di Korea dengan kondisi kaki
yang kian membaik.
Bahagia yang begitu istimewa Hari Raya bisa berkumpul dengan
keluarga muslim seperjuangan di sini, masak kari ayam, sambal goreng daging, puding, brownie coklat, lontong, pecel, keceriaan serta tawa canda mewarnai Hari Raya. Alhamdulillah, sungguh Kasih Allah begitu
nyata. Allah Maha Baik.
Sehat sukses dan bahagia selalu semuanya.
Selamat berkumpul bersama keluarga dan menikmati libur lebaran :)
assalamualaikum.. indahnya silaturahim.. :)
ReplyDeletelama ga mampir, ternyata studi di korea toh,alhamdulillah.. syafakillah ya kondisi kaki dan badan keseluruhan, insyaAllah selalu ada maksud terbaik dr Allah atas semuanya :*
ReplyDeleteAlhamduilllah.. Senang mengetahui kaki Lucy segera pulih. Bersyukur ada banyak teman2 seperjuangan di sana ya..
ReplyDeleteGood luck ya. Rezeki gak akan ke mana. Saingan yang di mana-mana #eh :P
ReplyDeleteCepat pulih kakinya ya, Lucy... Semoga lancar kuliahnya, balik ke Indonesia bisa kumpul lagi sama keluarga :)
ReplyDelete