Desember tak jauh padat dari bulan November kemarin. Bersyukur sekali bisa menyelesaikan semester 3 dengan lancar, atas kekuatan doa super ajaib yang senantiasa dirapalkan dan menggetarkan langit. Tuntas juga beban sks kelas untuk program master, selanjutnya tinggal tesis semester depan. Deg-degan rasanya, tesis sudah di depan mata.
Baca juga:
Sejenak nostalgia akhir tahun 2017, menikmati musim dingin dengan full kegiatan di lab. Aktivitas hanya sebatas lab-kosan-lab-kosan. Berasa kupu-kupu ya, jadi ingin banget membuat akhir tahun 2018 ini lebih berwarna dan lebih berkesan. Mengingat, hanya 8 bulan bersisa untuk menyelesaikan program master di negeri rantau ini. So, yuk ah banyakin main juga ~
Exploring Nampo-dong bersama sahabat dari Brunei #momenttoremember |
Dalam rangka merealisasikan lab life balance membuat akhir tahun lebih berwarna akhirnya Nampo jadi tujuan. Banyak kerlap-kerlip lampu dengan beragam dekorasi mewarnai Nampo street. Terhitung sudah 3 kali kesana bulan ini. Untuk mencapai lokasi, saya menggunakan Subway Line 1 dengan tujuan terakhir Dadaepo beach. Perjalanan ke Nampo sekitar 31 menit, sekali jalan tidak perlu transfer line. Untuk sekali naik subway sekitar 1.300 won.
- Explore Yongdusan park - Busan Tower (Dec 09, 2018)
Pertama ke Nampo-dong bulan ini bersama teman-teman saya dari Brunei. Seneng sekali rasanya bisa reuni dengan kak Rabbi setelah terakhir perpisahan saat mengikuti volunteering program AYVP 2015 di Kamboja. Kakak yang begitu baik dan tulus. Inspiratif banget pokoknyaa. Kak Rabbi berkunjung ke Busan bersama 2 saudaranya, Kak Thea dan Ebi.
Baca juga: #AYVPsick bring me back to Krakor!
Malam itu cuaca tidak sedingin malam sebelumnya, cukup nyaman untuk menikmati Busan. Pun malam terkahir Kak Rabi di Busan. Tujuan malam itu adalah menikmati food street di Nampo dan sejenak melihat Busan Tower. Menikmati atmosfer Nampo yang tidak begitu padat malam itu. Mengambil beberapa foto di sepanjang kerlap-kerlip lampu Nampo serta belanja produk skincare yang mereka butuhkan.
Yongdusan park adalah taman yang di dalamnya ada Busan Tower. Baru sadar juga, karena tahun lalu main ke Busan tower di siang hari. Jadi sekalian pertama kali banget menikmati Busan Tower di malam hari. Jalan ke arah Busan Tower ini tepat di sebelah kiri Gong-cha dan ada ekskalator naik ke atas. Di depan sebelum ekskalator naik ke atas ada slow photo box untuk foto on the spot. Sesuai namanya, file foto nanti dikirim ke email, minimal 3 bulan setelah foto disitu. Yaaak, selamat sabar menunggu ~
Sebelum pulang kami menikmati odeng, ttopokki, ttok, dan yace mandu. So yummy semuanya. Normalnya harga odeng atau omuk 500 - 1000 won per tusuknya. Untuk malam ini 2000 won dapat 3 tusuk. Ttopokki seharga 3000 won untuk satu piring dan kali ini super pedas. Saya paling suka cheese ttopokki karena tidak suka yang terlalu pedas.
Untuk Ttok harganya sama dengan odeng, 2000 won dapat 3 tusuk. Untuk yace mandu, 3000 won dapat 6 buah jadi 500 won perbuahnya. Kenyang juga jalan-jalan malam itu, Alhamdulillah ~
Untuk Ttok harganya sama dengan odeng, 2000 won dapat 3 tusuk. Untuk yace mandu, 3000 won dapat 6 buah jadi 500 won perbuahnya. Kenyang juga jalan-jalan malam itu, Alhamdulillah ~
Thanks for coming to Busan Kak, see you when I see you again ~ |
What a quality night, thanks for coming to Busan kak. Waiting for the next trip to Philippines. Let's make it next year, insya Allah :) #ayvpreunited
- Sejenak jalan-jalan dan menikmati kuliner Indonesia di "Bakso Bejo" (Dec 22, 2018)
Dua malam sebelumnya (Dec 20, 2018) saya juga mampir menikmati Nampo, namun fotonya tinggal kenangan masih menunggu Maret 2019 nanti. Fotonya menyusul yak ~ Pun agendanya sama, menikmati makan malam di Bakso Bejo dengan menu ayam bakar. Yummy banget ayam bakarnya dengan porsi ekstra super mengenyangkan.
Ramainya Nampo malam itu. Penuh sesak :" (credits: Zaki) |
Dua hari berikutnya, saya dengan beberapa teman dari PNU kuliner ke Bakso Bejo untuk sejenak melepas rindu makanan-makanan Indonesia yang penuh kerinduan. Suasana malam minggu, penuh dengan pengunjung. Banyak para pekerja maupun mahasiswa yang memenuhi setiap meja. Beruntungnya saat kami datang, ada segerombolan geng yang keluar jadi bisa dapat tempat deh. Emang kalau uda rejeki ndak kemana ya.
So happy kan ya liat semangkok bakso. lol (credits: Zaki) |
Terpesona dapat seporsi iga bakar. wkwkwk (credits: Zaki) |
Menu malam itu beragam, saya dan dika pesan bakso campur. Isinya ada bihun, sayur dan beragam pentol dengan isi ranjau dan telur puyuh. Dari segi rasa lumayan bisa mengurangi kerinduan akan pentol gila, tapi tetep pengen banget makan pentol gila ramah 2. Pengen banget banget rasanya :" #apadehlucy Teman-teman yang lain pesan mie ayam, iga bakar (ini juga recommended banget, porsinya super besar), sate, dan bakso biasa (tanpa isi). Saya juga pesan es campur untuk menghilangkan kerinduan akan es-es khas Indonesia. Malam minggu yang sungguh mengenyangkan dan berkesan.
Bahagianya menyantap sate. rotfl wkwk (credits: Zaki) |
Peace dulu ya Bu tita bersama semangkok mie ayam bakso wkwkwk (credits: Zaki) |
Setelah puas makan, kami pun berbelanja beberapa produk makanan Indonesia yang di jual di Bakso bejo. Sekalian isi stok persediaan di kosan, saya belanja indomie goreng. Oiya disini satu bungkus indomie dijual seharga 500-600 won. Dari segi rasa, kalau menurut saya pribadi berbeda dengan Indomie yang diproduksi di Indonesia. Kadar micinnya lebih dikurangi, perbedaan lainnya adalah saus diganti dengan bubuk cabe.
Price list makanan di Bakso Bejo, oiya harga dalam won ya :) (credits: Zaki) |
Beragam produk makanan yang ada di Bakso Bejo mulai dari snack ringan, biskuit, kecap, saus, tempe mentah, sampai dengan petai frozen juga ada. Super komplit deh, takut kalap kalau sering main kesini. Maklumlah jiwa-jiwa mak-mak.lol.
Selanjutnya, kami meneruskan jalan-jalan menikmati warna-warni lampu di Nampo-dong. Lautan manusia yang menikmati malam minggu untuk quality time bersama keluarga ataupun kekasih tampak di berbagai sudut dan sejauh mata memandang.
Terima kasih teman main ~ |
Kadang berpikir, kalau sedang ditengah hiruk-pikuk manusia dan gemerlap seperti ini rasanya perlu untuk mengingatkan diri berkali-kali. Bahagia secukupnya, tidak perlu berlebih. Bahagia sewajarnya, karena bahagia dan sedih punya jarak yang begitu dekat. Semoga tidak pernah lupa, tidak terlalu berlebihan juga memaknai sedih dan bahagia. Satu perkecualian, melebihkan syukur yang selalu dan senantiasa dianjurkan.
Someday, this moment will surely be missed and worth to remember ~ |
Selamat menikmati bahagia dan selamat memeluk sedih. Tak lupa berterima kasih pada jiwa dan raga yang sudah sejauh dan setangguh ini bertahan. Sekian cerita jalan-jalan di Nampo-dong. Semoga aura bahagianya tersalurkan ~