Trip ke Seoul kali ini saya solo traveler dari Busan dengan naik kereta ekonomi Mugunghwa. Saya selalu suka perjalanan di malam hari, selain karena lebih bisa istirahat dengan tenang dan lebih nyaman dibandingkan dengan perjalanan pagi atau siang hari. Perjalanan dengan kereta Mugunghwa ditempuh selama kurang lebih lima jam. Lumayan selama perjalanan 75% nya adalah tidur pulas, sampai tidak sadar sudah berapa kali orang yang yang berganti di kursi sebelah saya.
Maklum maraton begadang selama empat hari berturut-turut akhirnya bisa tertebus dengan tidur pulas hampir sepanjang perjalanan.
Oiya, kenapa kok tidak naik KTX?
Awalnya berencana naik KTX, namun karena berniat untuk tidur lebih pulas dan lebih lama akhirnya terpilihlah kereta Mugunghwa. Sebelumnya saya sudah pernah naik kereta KTX, bagus dan super cepat. Namun apadaya, sepanjang naik KTX kepala terus pusing karena tekanan yang tinggi jadi mual begitu rasanya pas di kereta. Maklum ya saya orangnya dari desa gitu :"
Harga kereta KTX ini juga dua kali lipat. Perjalanan kemarin dengan kereta Mugunghwa dari Busan ke Seoul untuk sekali jalan sekitar 28.600 won (PP Busan-Seoul-Busan sekitar 60 ribu won).
What a nice trip with Mugunghwa, save money for enjoying Seoul ~ Sebelum boarding, saya sempatkan mampir membeli odeng atau omuk khas Busan di salah satu kios yang ada di bandara.
|
Yummy juga fish cakenya, harganya mulai dari 500 - 5000 won per biji (credits: luckycaesar.com) |
Oiya, sedihnya di kereta Mugunghwa ini tidak ada colokan atau
electricity port (duh apa ya bahasa Indonesia colokan :"), alhasil semua baterai drop. Handphone dan wifi sama sama sekarat, alhasil sesampainya di Seoul station saya langsung mencari charger corner, tapi nggak di corner juga tempatnya (sesukanya Lucy aja dah ya #maafkan).
Setelah charging hp dan modem sekitar 1 jam, baterai penuh separuh. Namun saya khawatir baterai cepat habis, apalagi hp saya sudah usang dan tidak sebagus dulu performanya. Berdoa saja semuanya akan baik-baik saja. All is well, meskipun dalam prosesnya harus berjuang. 15 menit berjalan dengan nagivasi untuk naik subway di pagi yang terlalu awal, baterai hp mulai lowbat. Mulai panik deh, 15 menit kemudian baterai wifi juga lowbat. Yah sudah, naik taxi mungkin pilihan terbaik. Sudah uring-uringan sendiri, sudah lelah dan tidak bertenaga.
Berbekal
screenshot alamat hotel dan bahasa korea yang sekadarnya, akhirnya taxi meluncur ke tkp. Sekitar kurang lebih 20 menit, sampailah di tempat tujuan. Sekitar 7000 won dan less stress. Harusnya naik taxi dari awal ya supaya tidak uring-uringan yang menguras banyak tenaga.
Sesampainya di hotel sekitar pukul 5 pagi. Masih petang, baterai hp habis dan nomor hp juga bermasalah. Alhasil saya harus numpang ngecharge ke petugas hotel yang dari raut wajahnya sudah tidak bersahabat. Apa boleh buat,
no option :" Setelah 15 menit menunggu, akhirnya bisa juga menghubungi mbak puty untuk menjemput di lobby hotel. Terima kasih ya Allah, selesai juga drama di pagi yang terlalu pagi ini.
#1st Day Seoul - First snow and I am blessed
Istimewa. Saya belum pernah bermain salju selama tinggal di Korea. Pertama karena daerah Busan memang kemungkinan kecil ada salju dan menjadi daerah terhangat di musim dingin dibandingkan dengan daerah lainnya di Korea Selatan. Kedua, saat turun salju tahun lalu saya sedang sakit jadi hanya bisa menikmati dari jendela kosan. Beruntungnya saya, pagi ini bisa bermain di bawah buliran halus salju.
I am freeze yet blessed to enjoy first snow in Seoul.
|
Setelah main salju selimutan ala-ala gitu kita ya. lol (credits: luckycaesar.com) |
Pagi ini sambil menikmati salju pertama, saya dan mbak elok senang bisa berbagi pengalaman studi di Korea melalui live instagram dengan mas wahyu dari ITS International Office.
Eternally happy to share, to embrace others to always live their dreams. Acara live selesai, dilanjutkan dengan explore Seoul, dingin-dingin membeku namun tidak mengalahkan semangat jalan-jalan yang sudah dibawa jauh dari Busan. lol.
|
Terima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan mas wahyu ~ (credits: luckycaesar.com) |
~ Gyeongbokgung Palace dan Patung King Sejong
Destinasi pertama adalah berkunjung ke Gyeongbokgung Palace. Jalanan ramai pagi itu karena ada orasi dari semacam partai tertentu. Salju juga menyelimuti jalanan, licin dan basah. Dinginnya menusuk tulang tidak menyurutkan semangat untuk terus melangkah. Sesekali mengambil foto untuk kenang-kenangan pernah bersama Salju saat berada di Seoul. Kurang bahagia apa coba?
|
Ekspresi menahan dingin yang kian menusuk hingga ke tulang (credits: luckycaesar.com) |
|
Sepanjang jalan licin dan penuh es serut. Tinggal kasih sirop yak (credits: luckycaesar.com) |
Kali ini plan untuk memakai Hanbok gagal karena cuaca dan kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Pun kondisi saat itu begitu ramai dengan pengunjung karena bertepatan dengan akhir pekan, next time kalau ada rejeki lagi main ke sini ya. Aamiin.
Setelah puas berfoto di Gyeongbokgung Palace, foto-foto berlanjut dengan Raja Sejong yang berada di lapangan Gwanghwamun. Patung Raja Sejong ini menjadi icon yang wajib kalau berkunjung ke Seoul. Alhamdulillah yah, bisa punya foto seperti yang ada di wallpaper
weather forecast untuk daerah Seoul. Rotfl.
~ COEX Mall dan Dongdaemun Design Plaza
Jalan-jalan berikutnya adalah ke COEX Mall untuk makan siang sekaligus ke
Starfield Library. Makan siang kali ini dengan menu daging khas Turki dengan merogoh kocek cukup dalam namun worth it banget karena harga sebanding dengan rasa yang super yummy ~
Setelah makan siang yang belum mengenyangkan, aktivitas selanjutnya adalah shopping sepuasnya (explore daiso sih lebih tepatnya) dan end up beli barang-barang yang kurang dibutuhkan. Beli karena lucu :" Setelah shopping selesai, destinasi berikutnya adalah Dongdaemun Design Plaza.
Extremely outstanding kalau kata saya. Designnya modern dan mewah gitu, bagus banget. Bisa foto bagus di segala sisi, cuman sayangnya malam itu mood untuk foto-foto sudah kritis. Sudah lapar dan lelah. Kaki rasanya sudah terpatah-patah berjalan dari pagi hingga malam.
Selama perjalanan explore Dongdaemun, kami menyantap odeng hangat dan beberapa teman membeli Hotdog dan ayam. Sebenernya untuk di Korea Selatan sendiri, makan ayam atau daging adalah sebuah pilihan. Apabila ayam atau daging yang dimakan adalah lokal, belum pasti halal namun apabila daging atau ayam yang dimakan impor dari Brazil ataupun Australia insya Allah halal (namun harus dipastikan lagi ke penjual mengenai hal ini). Jadi untuk amannya, saya memilih untuk mengkonsumsi
seafood saja karena jelas aman untuk muslim.
Untuk sosis, di Korea jelas menggunakan daging babi. Jadi, yah hindarin makan sosis yang dijual di Korea atau pastikan kalau Sosis itu berlabel halal. Semua adalah pilihan, hidup di negara dimana muslim menjadi minoritas tidaklah mudah, stay strong yah pokoknya
~
Setelah puas makan odeng dan kerabatnya, perjalanan dilanjutkan ke Dongdaemun night market. Udara jadi makin dingin, pun jalanan ramai oleh pasangan muda-mudi. Banyak ornamen natal menghiasi setiap sudut kota. Sesampainya di lokasi yang direkomendasikan oleh Naver (map navigasi yang direkomendasikan dipakai di Korea, jenis lainnya adalah Kakao map), seperti tidak ada tanda-tanda pasar malam yang ingin dituju. Kaki sudah begitu lelah, akhirnya kami memutuskan untuk kembali.
Tidak benar-benar kembali, saya bersama mbak mela, mbak puty dan mbak yani ingin sejenak merasakan dinginnya hembusan angin di tepi sungai. Kurang kerjaan ya, membiarkan dinginnya angin yang menusuk hingga ke tulang.
Well, we were so happy that time. It has been so long not hang out together. Setelah cukup masuk angin, akhirnya pulang kembali ke hotel dan mampir beli Gongcha dan subway dulu. Maklumi saja ya, malam-malam dingin begini emang bawaannya lapar terus.
Satu hari penuh yang begitu istimewa, salju pertama bersama sahabat dan keluarga tercinta. Sungguh nikmat Allah mana lagi yang aku bisa dustakan? Allah sungguh Maha Baik.
~ Back to Busan
Hari ke dua di Seoul sebenarnya direncanakan untuk jalan-jalan ke Myeongdong, namun apa daya terburu-buru oleh waktu kereta. Saya booking kereta jam 13.15 jadi setidaknya harus ada di Seoul station pukul 12.30. Belum makan pagi, akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Seoul station dan brunch di sana. Menu brunch kali ini adalah burger udang, alamat siap-siap minum obat.
Kurang lama mainnya yah, namun apa daya. Terima kasih atas kunjungan yang begitu menyenangkan. Sampai ketemu lagi, tahun depan insya Allah di Surabaya. Sungguh Allah Maha Baik memberikan saya teman dan keluarga yang begitu baik, sehat sehat semuanya ~
Lah ternyata belom pernah ke Seoul setelah beberapa lama di Korsel 😂😂
ReplyDeletewwkkwkw iyaa mas, jauhh sekali Busan-Seoul. Akhirnyaa yah bisa main ke Seoul alhamdulillah :)
DeleteMasya Allah keren mbak, aku pengen mainan salju juga, smg bs ke Korea jg amin
ReplyDeleteSemogaaa bisa terealisasi mainan salju di Koreaa ya mas. . Aamiin
DeleteIndahnya persahabatan dan sudah seperti kelauarga sendiri. Betapa asyiknay bisa jalan-jalan di bawah serpihan salju. Duh. Senang bisa lihat fotonya. Lebih jelas gitu gambarin kayak apa Korea itu dengan saljunya.
ReplyDelete