Istirahat sebentar, apa sih yang dikejar?
Mungkin, saya terlalu keras pada diri sendiri. Overthinking bahkan terhadap banyak hal yang belum tentu terjadi. Sering lupa, bahwa Allah sudah menjamin dan mengatur setiap langkah dan jalan hidup kita.
Harus banyak mohon ampun, banyak dosa rasanya belum bisa sepenuhnya mengontrol hawa nafsu. Sungguh di luar kendali dan Allah mengetahui sedalam-dalamnya hati manusia. Apa yang kelihatan baik untuk kita, belum tentu baik dan jelas pilihan Allah adalah yang terbaik dan terindah dibanding semua pilihan yang kita rencanakan.
Termasuk urusan masa depan, pilihan lanjut sekolah rasanya masih ingin sekali diwujudkan. Bukan, sungguh bukan ingin mengejar dunia. Bukan juga tidak ingin membuat Ibuk bahagia dengan melihat saya menikah. Tidak perlu dijelaskan betapa sayangnya saya pada Ibuk. Anak mana yang tidak ingin membahagiakan Ibunya?
Hanya belum siap. Belum siap untuk hidup bersama, entah dengan yang sekarang mungkin sudah bertemu atau bahkan belum dipertemukan oleh Allah. Mungkin sebagian benar, saya masih asyik dengan dunia saya sendiri. Pun masa lalu dan semua cerita traumatis tentang pernikahan rasanya memberikan andil cukup besar munculnya ketakutan berlebihan pada diri sendiri. Bahkan, saya belum memulainya.
Overthinking, selalu begitu. Nanti, pasti perlahan keberanian itu muncul. Entah bagaimana memunculkannya. Perlahan saja, saya pun ingin sekali menikah. Nanti, di waktu yang saya siap. Semoga tidak lama ya. Jalani saja, sembari terus berikhtiar dan berdoa untuk keduanya. Biar Allah yang menentukan. Sekolah dan menikah, keduanya hal yang baik kan. Insya Allah akan selalu ada jalan untuk niat baik.
Nanti. Tidak perlu terburu-buru kan? Allah selalu tepat waktu. Hanya Allah yang tahu betapa dalam hati ini ingin menyempurnakan agama yang begitu dicinta. Hanya Allah yang tahu. Nanti, pasti indah pada waktunya.
Menikah, bukanlah kompetisi. Menikah jelas butuh kesiapan. Perihal materi rasanya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena Allah sudah menjamin rezeki kita masing-masing. Tak perlu khawatir karena kita punya Allah yang Maha Kaya. Lebih penting mental, kedewasaan dan penerimaan bahwa sisa hidup kita akan dihabiskan bersama. Keinginan untuk sama-sama menyempurnakan agama dan berjuang di jalanNya. Semakin bertambah umur, urusan cinta rasanya jadi semakin rumit. Pernikahan tidak hanya perihal cinta. Tidak hanya mengenai hasrat, namun lebih komitmen untuk berjuang bersama.
Mungkin belum sekarang, belum waktunya saja. Nanti kalau sudah waktunya, pasti paham. Terus saja minta pada Sang Pemilik Hati. Terus berdoa, insya Allah pasti terjadi di waktu yang tepat, waktu terbaik. Tidak perlu terburu-buru, Allah selalu tepat waktu.
.... makasih udah mengingatkan
ReplyDeletesama-sama jal, semogaa selalu jadi pengingat bersama ~
DeleteInsyaAlloh segala sesuatunya sudah diatur sedemikian rupa mb Lucy jadi akan datang disaat kitanya SIAP :) tetap yakin dan jangan berputus asa semangat mba Lucy
ReplyDeleteAamiin, iyaaa mbak bella, terima kasih banyaaak udah setia memberikan support. Mbak juga semangat selalu yaa, aamiin :)
DeleteSelalu serahkan segalanya sama Allah.. Semoga tetap istiqomah untuk menggantungkan sama Allah mbak
ReplyDeleteIyaa mbak Ami, selalu percaya rencana Allah selalu lebih baik dari semua yg kita rencanakaan :)
DeleteAku jg kdg suka overthinking mbk. Ini kdg bikin aku resah sendiri. Nyatanya, pas udah dijalanin, nggak seperti yang aku pikirkan. Ada yang terasa lebih ringan dari yang aku pikirkan. Tp juga ada yang lebih berat nan hebat dari yang aku pikirkan. Apapun keputusan tentu semua ada resikonya. Yg harus dilakukan adalah siap menghadapi resiko tersebut. Tapi kalau aku di posisi dikau mbk, mungkin aku akan melakukan hal yang sama.
ReplyDeleteIyaa mbaak, emang overthinking itu sangaat melelahkan. mending jalani ajaa semuanya, pasti akan banyak pertolongan dari Allah. yakin insya Allah :) makasih uda mampir mbaak :D
Deletepepatah jodoh gk bakal kemana itu memang gk pernah meleset, tapi kemana ya hahaha sabar mbak, semua akan indah pada waktunya eh
ReplyDeleteMantaaap tulisannya dek.. !
ReplyDeleteSukses selalu..!
Mba Lucy, tulisannya benar-benar bagus. Menikah memang bukan ajang kompetisi. Aku jadi malu. Dulu aku menikah karena diuber-uber ortu, padahal aku masih pengen sendiri haha.. Tapi aku nggak menyesal. Karena cara Allah mengirimkan jodoh memang diluar jangkauanku. Berbaik sangka saja kepada Allah.
ReplyDeleteHalo mbak Lucky! Yach, sama lah kira2 begitu juga aku kalau mikir jauh ke mana2. Yang penting apa yang kita lakukan sekarang sudah berusaha sebaik2nya, mengikuti kata hati karena perasaan itu biasanya benar. Karena intuisi kita berjalan lho. Nanti akan ada waktunya buat kita klik dan makin bersyukur atas kuasa-Nya. Aamiin.
ReplyDeletemba baca ini langsung ngaca ke diri sendiri, semoga segera kita di pertemukan dengan orang yang tepat dan melengkapi kita. Aamiin
ReplyDeleteSaya semacam tercubit membaca postingan ini deh, merasa banyak hal yang saya lakukan bukan karena saya mau, tapi demi membahagiakan orang lain hiks.
ReplyDeletePengen membahagiakan ortu dengan saya segera menikah, saya juga ngalamin itu, bosan ditanya terus, ternyatakarena ortu sedih digosipin tetangga melulu, katanya saya gak nikah2 karena emang udah nikah siri di daerah orang hhhh