Mendekati waktu pemilihan umum (pemilu)
untuk pilpres Indonesia tahun 2019
rasanya media baik itu cetak maupun online semakin hari makin dipenuhi dengan pemberitaan kedua
calon presiden. Isu-isu yang diangkat beragam mulai dari ekonomi, keberagaman,
korupsi, keadilan hukum, gender, demokrasi dan hak asaki manusia, bencana alam,
disabilitas, lingkungan hidup dan hoax.
Maraknya berita-berita hoax yang beredar dan mampu memecahbelah masyarakat makin meresahkan sehingga harus dilawan. Menjadi pembaca yang bijak, cerdas, jeli dan teliti saat mendapatkan informasi dan memastikan kebenaran berita menjadi sebuah aksi nyata melawan hoax guna mendukung suksesnya pilpres 2019.
Maraknya berita-berita hoax yang beredar dan mampu memecahbelah masyarakat makin meresahkan sehingga harus dilawan. Menjadi pembaca yang bijak, cerdas, jeli dan teliti saat mendapatkan informasi dan memastikan kebenaran berita menjadi sebuah aksi nyata melawan hoax guna mendukung suksesnya pilpres 2019.
Baca juga:
Berdasarkan beragam isu yang dibahas,
dikaji dan dikampanyekan di media sosial, menurut situs iklancapres.id, didominasi
oleh Hoax untuk pasangan 01, Jokowi dan Ma’ruf Amin, sebesar 88,37%. Sementara
pasangan 02, Prabowo dan Sandiaga Uno didominasi oleh isu permasalahan mengenai
disabilitas sebesar 88,46%.
Isu permasalahan lainnya yang sering
dibahas dan dikampanyekan untuk pasangan 01 adalah mengenai korupsi (72,97%), keadilan
hukum (63,64%), dan lingkungan hidup (59,52%). Pasangan 02 juga sering mengangkat
isu permasalahan mengenai bencana alam (78,43%), gender/perempuan (69,77%),
ekonomi (57,01%), keberagaman (56,84%), demokrasi dan hak asasi manusia
(51,55%), dan lingkungan hidup (40,48%).
Lama berkecimpung di bidang lingkungan hidup, membuat saya sangat concern dengan program-program lingkungan
yang dicanangkan oleh kedua calon presiden. Isu permasalahan lingkungan hidup masing-masing
mendapatkan presentase ke 4 (59,52%) untuk pasangan 01 dan presentase ke 7 (40,48%)
untuk pasangan 02.
Menurut hemat saya, isu lingkungan hidup
sangat krusial mengingat kehidupan kita begitu dekat dengan lingkungan. Kondisi
lingkungan hidup yang kian hari kian memprihatinkan ini sudah seharusnya
mendapatkan sorotan dan menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Berdasarkan
presentase isu permasalahan lingkungan hidup masing-masing capres, program berhubungan
dengan kehutanan mendapatkan presentase tertinggi sebesar 60% untuk pasangan 01 dan 23,53% untuk pasangan
02.
Sub permasalahan dalam isu lingkungan
hidup yang sering dikampanyekan di media
sosial meliputi kehutanan, udara bersih, air bersih, sampah, pencemaran laut
dan persisir dan perubahan iklim. Sampah mendapatkan presentase terendah yaitu
sebesar 0% untuk pasangan 01 dan 5,88% untuk pasangan 02. Miris rasanya, peningkatan
jumlah timbulan sampah yang terus meningkat setiap harinya namun ternyata tidak cukup mendapatkan perhatian yang serius dalam pembentukan program capres di pilpres 2019.
Baca juga:
Pengelolaan
Sampah Sangat Krusial: Menuju Indonesia Bebas Sampah 2020
Secara keseluruhan, sampah yang
dihasilkan di Indonesia berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), mencapai lebih dari 200 ribu ton per hari, atau setara dengan
73 ton/tahu. Jumlah timbulan sampah ini akan terus meningkat sering pesatnya
pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan hidup serta perubahan gaya hidup
yang juga kian konsumtif. Tanpa penangabab pengelolaan sampah yang serius,
produksi sampah jelas akan terus bertambah. Tidak bisa dibayangkan lagi timbuan
sampah yang berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA) akan semakin menggunung.
Kondisi yang begitu rumit dan penuh resiko bahaya di TPA Sarbagita, Denpasar, Bali (credits: luckycaesar.com) |
Pengelolaan sampah nasional belum menjadi
program prioritas padahal Indonesia sendiri masuk dalam 5 negara penghasil
sampah terbanyak di dunia. Perwujudan visi Indonesia Bebas Sampah 2020 rasanya
masih jauh dari pencapaian. Sejauh ini, program mengenai sampah yang digagas
dan dipublikasikan melalui media sosial mengenai Deklarasi Gerakan Anti Plastik
yang digagas oleh tim sukses Prabowo-Sandi. Sampai saat ini, sampah plastik
yang terus dihasilkan setiap hari menimbulkan banyak masalah yang sangat
serius. Pun masih banyak juga yang membuang sampah sembarangan, bahkan ada yang
seenaknya membuang ke sungai.
Terkait pemilahan sampah juga belum berjalan dengan baik. Sampah dengan beragam jenisnya masih tercampur jadi satu dari sumber penghasil sampah, alhasil susah sekali dalam pengolahan karena perlu pemilahan dalam jumlah yang sangat besar dan waktu yang cukup lama. Sangat diharapkan bahwa semua lini masyarakat sadar betapa pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumber sehingga pengelolaan bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat
Indonesia membuat sampah-sampah yang secara sembarangan di buang mengotori
bantaran sungai, lalu hanyut sampai ke laut. Sebanyak 95% sampah yang menumpuk
di dasar laut, hanya 5% saja yang terlihat. Bisa dibayangkan betapa kotornya
dasar laut padahal dipenuhi banyak coral laut yang begitu indah. Selain sampah plastik, sampah makanan yang
terus dihasilkan setiap harinya juga perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Sampah plastik memenuhi dasar lautan. Miris! (credits: litbang.kemendagri.go.id) |
Baca juga:
Pengolahan
Limbah Cair dari Proses Industri dan Kegiatan Rumah Tangga: Perlunya Sanksi Tegas
dan Penyuluhan Terpadu kepada Masyarakat
Perhatian yang tak kalah penting
selanjutnya mengenai pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari proses industri
maupun kegiatan rumah tangga atau domestik. Saya tidak paham secara detail klasifikasi sampah disini juga mencakup limbah cair atau hanya sampah padat karena fokus yang dibahas selalu mengarah ke limbah padat. Sedangkan untuk isu permasalahan mengenai limbah cair minim perhatian.
Rasanya luput dari perhatian bahwa banyak sekali pencemaran yang terjadi akibat industri-industri kecil ataupun besar yang dengan seenaknya membuang limbah mereka ke sungai tanpa pengolahan yang tepat. Akibatnya, kualitas perairan menurun dan banyak ikan-ikan serta biota air yang mati. Perlunya ditegakkan sanksi yang tegas agar memberikan efek jera terhadap industri-industri yang dengan sengaja mengalirkan limbah ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu dan tidak terjadi kasus-kasus serupa lagi yang merusak lingkungan.
Rasanya luput dari perhatian bahwa banyak sekali pencemaran yang terjadi akibat industri-industri kecil ataupun besar yang dengan seenaknya membuang limbah mereka ke sungai tanpa pengolahan yang tepat. Akibatnya, kualitas perairan menurun dan banyak ikan-ikan serta biota air yang mati. Perlunya ditegakkan sanksi yang tegas agar memberikan efek jera terhadap industri-industri yang dengan sengaja mengalirkan limbah ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu dan tidak terjadi kasus-kasus serupa lagi yang merusak lingkungan.
Pembuangan limbah domestik laundry ke sungai, sunggu memprihatinkan. (credits: tirto.id) |
Baca juga:
Akibatnya sekitar 75% dari 57 sungai
besar yang ada di Indonesia telah tercemar dengan presentase 75% sungai tercemar
berat, 35% sungai tercemar sedang dan 3% tercemar ringan. Sebanyak 60% sumber
pencemar diperkirakan berasal dari limbah domestik atau limbah rumah tangga dan
sisanya dari limbah industri. Kondisi yang kian memprihatinkan ya. Menurut saya penting sekali dilakukan penyuluhan terpadu kepada
masyarakat mengenai pentingya sanitasi sehat termasuk didalamnya urgensi pengolahan limbah domestik dengan sistem individu tiap rumah ataupun komunal
dengan gabungan beberapa rumah.
Pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair yang
tepat harusnya mendapatkan perhatian ekstra, khususnya dalam program
kerja yang diusulkan oleh masing-masing capres di Pilpres 2019. Hal ini
dikarenakan masalah sampah dan limbah cair merupakan isu lingkungan
hidup yang paling dekat dan nyata bahayanya jika tidak ditangani secara serius.
Pun tidak terlupakan ataupun minim perhatian karena dua masalah ini sebenarnya merupakan
akar persoalan rakyat.
Referensi:
Wow ulasan yang menarik mba. Saya pun masih sangat belajar soal sampah ini. Terima kasih untuk informasinya ya mba
ReplyDeleteMakasih mbaak lithaa, iyaa mbaak saya juga masih belajar terus soal pengelolaan sampah yg baik hehehe semoga bermanfaat mbak ya ~~
DeleteMemang sangat jarang kedua pasang calon mengkampanye lingkungan hidup. Padahal di banyak tempat pencemaran lingkungan sdh begitu parah. Artikel ini menjadi referensi bagi pemilih untuk dapat menggunakan hak pilihnya dgn cermat.
ReplyDeleteIyaaa mas, jarang sekali membahas isu-isu lingkungaan, padahal juga gak kalah urgent dengan masalah lainnyaaa. Semogaa bsa ada program yg berkaitan dengan sampah dan pengolahan limbah ya mas, aamiin. yuk yuk cerdas menggunakan hak pilih ~
Deletemakasih infonya mbak
ReplyDeletebermanfaat buat pencerahan
Iyaaa mbaak avy, sama-samaa mbak semogaa bermanfaat :)
DeleteWaah makasih mbaak sudah berkunjung hehehe
Indonesia masuk kategori penghasil sampah terbesar dunia, miris sekali.
ReplyDeletesaya kok masih punya sikap yang ragu, siapapun pemimpinnya saya rasa kok ya nantinya sama saja.
Sudah menjadi tradisi, sebatas koar-koar belaka.
Saat ini pun, masyarakat lebih suka dengan berita hoax itu sendiri.
Hmm iya mas, makin banyaak juga sampah yg dihasilkan tiap hari.
DeleteMogaa makin banyaak yg sadar jugaa ya akibat dr makin menumpuknya sampah yg dihasilkan.
Semogaaa tidak hanya sebatas koar-koarr hehehe pengen program nyata yg berkelanjutaan mas, positifi thinking rasanya perlu juga :) karena kalau nggak, yaah isinya pasti negatif terus hehehe anyway, makasih atas opininya :)
Waaah terniaaat. Saya malah buta sama sekali dengan program capres, saking malasnya lihat bahasan politik selalu jadi ajang ribut-ribut, hihi.
ReplyDeletewaaah ada mbak reisha, hehehe iyaa mbak, gak bsa nahan lagi buat gak nulis perihal hubungan program capres dr kacamata lingkungan mbaak. soalnyaa jarang banget ada program nyata yg dibahas capres untuk pilpres 2019 nanti :"
DeleteMasalah sampah ini sudah makin memprihatinkan ya. Baru belajar nih tentang minimalin sampah. Soal program capres malah nggak sempat memperhatikan karena yang rame justru masalah hoaks dan isu yang terus menyerang pemerintahan.
ReplyDelete