Risiko merupakan kerugian yang berpotensi bisa
terjadi dan menimpa siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Oleh karena itu,
pengusaha maupun pelaku bisnis sebaiknya sudah mulai melakukan tindakan
pencegahan sebelum terjadinya risiko yang besar.
Selain faktor eksternal, risiko bisnis bisa saja
berasal dari internal, misalnya aset berharga maupun kinerja perusahaan.
Sehingga tidak perlu dipungkiri bahwa para pengusaha dan pelaku bisnis
membutuhkan solusi untuk meminimalisir risiko kerugian yang tiba-tiba
datang suatu saat nanti. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
membeli asuransi.
Pentingnya identifikasi risiko sebelum mengambil langkah apapun (credits: www.ehsc.co.uk) |
Produk asuransi yang dibutuhkan untuk mengurangi
risiko kerugian bisnis secara finansial berfungsi sebagai sarana untuk
menanggung dan mengalihkan risiko yang akan terjadi di masa depan. Namun,
sebelum menentukan jenis asuransi bisnis apa yang tepat untuk digunakan, ada
baiknya untuk mengenali dulu tentang tahap mengelola risiko bisnis. Berikut
beberapa tahapannya:
1. Identifikasi resiko
Risiko didefinisikan sebagai bahaya, dan risiko
setiap industri biasanya unik dan berbeda. Konsekuensi yang bisa saja terjadi
karena proses bisnis yang sedang berlangsung, ataupun kejadian tertentu yang
terjadi di masa depan, sehingga risiko bersifat tidak menentu atau tidak pasti.
Untuk itu, cobalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai usaha yang sedang
dijalankan dan melihat sektor apa yang rawan menderita kerugian.
2. Klasifikasi risiko bisnis
Beberapa risiko jenis bisnis yang biasa dihadapi
adalah:
- Risiko
murni yang jika terjadi pasti akan menimbulkan kerugian, sedangkan jika
tidak terjadi maka tidak akan ada kerugian maupun keuntungan; seperti
kebakaran ataupun kecelakaan.
- Risiko
spekulatif, yang mengandung dua kemungkinan (untung dan rugi) jika
terjadi.
- Risiko
khusus, dengan dampak yang hanya akan mempengaruhi lingkungan pribadi baik
secara kualitas maupun kuantitas.
- Risiko
fundamental, yang akan berdampak sangat luas karena faktor atau pihak
luar.
- Risiko
harta, yang berkaitan dengan kepemilikan suatu benda akibat kehilangan,
pencurian ataupun kerusakan.
3. Memilih mana risiko yang bisa mendapatkan
perlindungan
Dari sekian banyak jenis risiko yang dapat
berpotensi terjadi pada pelaku usaha, umumnya jenis risiko murni dan risiko
fundamental yang bisa ditanggung oleh asuransi. Adapun syarat dan ketentuannya
adalah harus terjadi secara tidak sengaja tanpa prediksi. Risiko harus bersifat
homogen dan umum terjadi dengan dampak atau kerugian yang bisa dinilai secara
finansial. Kemudian, harus ada objek yang diasuransikan dan
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku dan kepentingan umum. Premi yang
dibayarkan juga harus sesuai dengan tingkat risiko yang diasuransikan.
Ada banyak hal yang memang harus dipahami
berkaitan dengan risiko bisnis. Namun, jika pengusaha dan pelaku bisnis masih
belum memiliki pengetahuan yang cukup, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi
dengan broker asuransi dan konsultan manajemen risiko agar
dapat mengendalikan risiko yang terjadi secara efisien, misalnya perusahaan
broker asuransi Marsh Indonesia yang sudah banyak membantu
perusahaan-perusahaan di Indonesia dari ukuran kecil hingga besar untuk
mengelola risiko mereka agar perusahaan dapat terus berkembang.
Broker asuransi tidak hanya berperan untuk
mencari produk asuransi saja, namun banyak manfaat ekstra yang bisa didapat
dengan menggunakan broker asuransi. Mulai berperan menjadi konsultan yang
melakukan proses manajemen risiko bisnis berupa
identifikasi risiko, penilaian risiko hingga memberikan rekomendasi paket
asuransi dari beragam perusahaan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Broker asuransi juga akan membantu jika terjadi klaim.
Sekian tips mengurangi risiko bisnis dalam dunia asuransi, semoga bermanfaat ~
Sekian tips mengurangi risiko bisnis dalam dunia asuransi, semoga bermanfaat ~