Alhamdulillah, 2019 menjadi tahun yang begitu istimewa. Tidak pernah terpikir bisa sampai di titik
ini. Bisa kembali mengenakan toga untuk kedua kalinya dan masih sama tanpa PW.
Lol, salah fokus. Dua tahun akhirnya terlalui dengan baik meskipun dalam
perjalanannya tak pernah luput dari sambat a.k.a mengeluh, perasaan ingin
berhenti dan aksi-aksi alay yang tidak dewasa lainnya. Kalau diingat-ingat
kenapa saya selebay itu ya?
Maklum, apapun yang sudah terlalui jadi terlihat mudah.
Padahal saat menjalani rasanya susah menahan diri untuk tidak menyerah.
Banyak saksi hidup yang bisa ditanya, sudah berapa kali saya ingin berhenti dan
pulang dari melanjutkan studi master di Busan ini? sudah berapa tweet yang
isinya keluhan dan cuitan putus asa? Mungkin banyak yang akan komentar, “itu
mah kamu aja yang terlalu mudah terbawa emosi” Benar kok, orang melankolis mah
emang begitu. Lol.
Postingan kali ini, ingin celoteh panjang mengenai suka duka
kuliah master di Korea Selatan. Lebih tepatnya di kampus saya dan sedikit
pandangan di kampus-kampus lain (sejauh yang saya tau). Disclaimer: mengandung
banyak curhatan yang bersifat pribadi, kalau bosen bilang ya. Jangan langsung
pamit. #kenapaarahnyakesiniya
Ada banyak yang punya cita-cita dan target khusus untuk bisa
menimba ilmu di negeri gingseng. Beberapa karena memang suka budaya ataupun
bahasanya, ada juga yang jadi fans berat K-pop, K-drama, dan K lainnya. Kalau
saya pribadi sampai sekarang masih ingin sekali bisa menimba ilmu di Belanda, mimpi
yang tertunda rasanya.
Jadi, kenapa
saya ambil Master di Korea Selatan, tepatnya di Busan?
Anammox, yap alasan utama dan satu-satunya karena topik
penelitian. Saya bukan fans K-pop, K-drama ataupun K-budaya dan K-bahasa, riset
yang membawa saya sampai ke Busan. Anammox belum banyak dipelajari lebih lanjut
sebanyak topik sistem activated sludge yang sudah lebih dari 100 tahun. Anammox
ini diterapkan dalam sistem pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan dan
hemat energi.
Saya tergabung dalam laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dan
Energy. Makin dekat dengan dunia biologi, mata pelajaran yang dulunya amat saya
benci karena lebih suka matematika dan fisika, dibanding biologi yang banyak
hafalannya. Namun makin kesini, Allah makin mendekatkan dengan apa yang tidak
saya suka. Sekarang justru jadi jatuh cinta.
Bagaimana sistem
perkuliahan di Busan?
Tidak jauh lebih mudah dari pada dulu kuliah di ITS. Tapi
dari segi GPA entah kenapa lebih bagus daripada dulu di ITS. betapa beruntungnya saya, alhamdulillah 😁 Sebelum mulai perkuliahan
memang sudah janji sama diri sendiri, terbang jauh-jauh ke Busan tidak mau
setengah-setengah. Harus totalitas, seberat dan sesusah apapun harus sampai
maksimal. Ambis ya? Ada yang bilang begitu. Tapi bagi saya pribadi, ini
sepenuhnya jadi tanggung jawab saya karena telah mengambil keputusan lanjut
studi. Ada banyak harapan yang saya bawa sampai kesini terutama ayah dan ibuk.
Jadi, saya ingin memberikan yang terbaik, semaksimal yang saya bisa.
Untuk studi master di kampus saya, PNU, kebanyakan mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa
penelitian dan beasiswa kampus sehingga diwajibkan untuk stay di lab
melakukan penelitian. Pun hal tersebut berlaku untuk saya. Jam kerja
masing-masing lab berbeda. Untuk lab saya, Senin sampai Jumat wajib mulai dari pukul 09.00 sampai 18.00. Kalau sabtu optional saja jika ada penelitian. Tapi kalau saya selalu ada penelitian disebabkan karena reaktor saya sistem kontinu. No telat-telat karena yang telat akan dicatat dan diberi sanksi. Senior di lab saya sangat
disiplin ~ Bersyukur bisa memacu saya juga jadi ikut disiplin dan tepat waktu.
Lab lain ada yang mulai jam 10.00 – 18.00, ada juga yang
09.00 – 21.00. Atau bahkan ada yang 09.30 sampai 22.00. Jadi tidak bisa
disamakan, bersyukur banget kalau lab yang tidak ada jam wajib lab. Bisa datang
dan pergi sesuka hati. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau ya ~
Mahasiswa program studi master dibebankan 24 sks. Beban
mahasiswa master disini memang lebih ke penelitian di lab daripada di kelas.
Tapi jangan salah paham juga, kelas memegang andil yang besar dalam penentu
kelulusan. Kebanyakan kelas malam yang tersedia, jadi sesudah jam lab selesai.
Bisa dibayangkan saja pagi sampai sore ada penelitian di lab dan malamnya
kuliah. Saya berusaha menikmati setiap mata kuliah yang saya ambil biar tidak
terasa bebannya, meskipun tidak bisa dipungkiri Prof pada tiap kelas tidak
pernah absen memberikan tugas. Normal lah ya ~
Untuk nilai disini transparan sekali, hasil kuis, tugas dan
ujian selalu diberikan oleh Prof. Setelah ujian akhir pun bisa tahu nilai total
yang didapatkan. Jadi bisa tahu nilai akhir yang didapatkan. Prof juga sangat
terbuka kalau misal ada nilai yang salah ataupun tidak sesuai. Sebagai
mahasiswa asing, Prof juga tidak membedakan dengan mahasiswa Korea. Prof juga cukup
strict saat memberikan nilai. Bahkan ada prof yang memberikan nilai minus kalau
ada jawaban yang salah.
Untuk sistem belajar mengajar dibebaskan memilih mata kuliah
yang ada di syllabus, kalau saya jelas memilih kelas dengan pengantar bahasa
Inggris. Agar lebih tersampaikan dua arah juga sih dan Alhamdulillah puas
dengan semua kelas yang saya ambil. Kalau di kelas Prof juga sangat interaktif
dengan mahasiswa. Bahasa Inggrisnya juga tidak perlu diragukan lagi karena
semua Prof khususnya di department saya pernah mengambil post-doctoral di USA.
Mantap kan ~
Progress penelitian di lab saya setiap satu minggu
sekali. Presentasi update penelitian yang sedang dikerjakan dan juga ada
giliran review paper. Bagus sekali menurut saya, bisa memastikan bahwa
penelitian terus berjalan dan dalam track yang tepat. Lebih terarah juga kalau
semisal ada problem yang terjadi. Jadi selama jadi mahasiswa master, 2 tahun
penuh bisa totalitas melakukan penelitian.
Bagaimana
hubungan dengan Prof dan teman lab?
Beruntung, as always seperti nama saya. Prof saya orang yang
baik karena saya percaya setiap orang terlahir baik. Sejak awal bergabung di
lab, Prof memberikan kepercayaan penuh pada saya dengan memberikan kesempatan untuk
mendesign sendiri penelitian yang ingin saya kerjakan. Berawal dari satu
reaktor untuk pengembangbiakan anammox, bertambah satu reaktor untuk
penelitian proses deamonifikasi dalam sistem single dan di akhir masa studi
bertambah lagi satu reaktor kombinasi membrane aerasi untuk proses
deamonifikasi. Beban lab yang berat dan tidak ada habisnya, rasanya begitu,
hingga masa-masa persiapan wis-udah masih saja repot dengan reaktor dan
semua progressnya.
Hal baiknya, Prof memberikan kesempatan belajar dan meneliti
yang tidak tanggung-tanggung. Saya diberikan kesempatan untuk bisa terus
mengeksplore hal-hal yang ingin saya teliti lebih lanjut. Plus saya harus bisa
memanajemen waktu sebaik mungkin agar imbang antara penelitian dan menikmati
masa muda #ceileh. Beberapa kali tawaran
lanjut studi diberikan oleh Prof dengan beasiswa penuh dan potongan waktu studi
3.5 tahun, namun banyak pertimbangan, salah satunya restu Ibu, yang akhirnya
membuat saya tidak bisa mengambil tawaran itu. Jujur juga topik yang ingin saya
teliti saat studi lanjut tidak bisa totalitas dilakukan di lab yang sekarang.
Jadi mencari tempat baru sepertinya keputusan yang tepat.
Tawaran menjadi researcher akhirnya saya terima dari Prof
dengan banyak pertimbangan. Satu, karena tawaran diberikan Prof sebelum lulus jadi
sebagai cara aman agar hubungan baik dengan Prof tetap terjaga dan bisa lulus
sesuai waktu yang ditentukan. Mengingat banyak tawaran Prof yang tidak
saya terima sejauh ini. Dua, alasan yang harusnya tidak jadi alasan karena yang
menjadi alasan justru pamit. Lol. Tidak ada yang perlu disesalkan. Sekarang
yang terjadi adalah yang terbaik dari Allah. Insya Allah ~
Lalu, bagaimana dengan teman lab? Well, beda budaya, beda
negara, beda cara pikir dan saya mencoba memahaminya dengan baik. Satu tim
penelitian anammox saya terdiri dari 5 orang yang datang dan pergi. Pernah ada
konflik serius karena penelitian saya disabotase akibat ada konflik perasaan.
Ketawa aja kalau inget masa lalu ini. Untunglah setelah doi lulus, saya bisa kembali
fokus mengerjakan penelitian.
Teman-teman korea menurut hemat saya, punya daya saing tinggi,
ambisius, dan perfeksionis. Satu lagi, banyak yang berlomba-lomba mendapatkan
hati Prof. Belum lagi, ada yang tega
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diimpikan. Sabotase sampel
kemarin mirip-mirip seperti di drama korea. Jadi kalau ada yang nanya gimana di
Korea? Yah mirip-miriplah di drama korea gitu. Wkwkw bedanya belum ketemu oppa
yang seiman. Lol.
Wis-udah, terlepas banyaknya halang rintang, cobaan dan ujian
hidup yang sangat mendewasakan dalam dua tahun ini, saya selalu percaya bahwa selalu ada kebaikan bersama
niat baik dalam menuntut ilmu. Yakin, terus ikhtiar, doa dan tentunya restu
dari kedua orang tua. Sebab keberhasilan dan kemudahan yang saya dapat hingga
saat ini adalah karena terkabulnya doa-doa tulus ayah dan ibuk di rumah.
Wis-udah, selesai juga studi strata 2. Perlu rehat sejenak
mengaplikasikan apa yang sudah didapat. Membagikan ilmu dan pengalaman agar
kebermanfaatannya terus mengalir. Persiapan untuk strata 3 rasanya perlu
disiapkan lebih awal juga, karena perjalanan kedepan masih panjang. Semoga apa yang
disemogakan dan diperjuangkan dengan niat baik bisa terwujud. Aamiin.
Terima kasih untuk yang sudah selalu setia mendoakan dan
memberikan support tanpa henti. Terima kasih banyak sudah terus tetap tinggal,
meskipun banyak alasan untuk pergi. Sungguh syukur ini haruslah selalu berlebih ~
Selamat ya, Mbak. Kamu keren sekali. Kuliah lulus tepat waktu, sdh ditawari kerjasama, plus di luar negeri pulak. Sukses selalu mbk. Aamiin
ReplyDeleteSelamat ya mbak. Semoga ilmunya bermanfaat dan sukses selalu, amin...
ReplyDeleteKeren nih Mbakku ini. Semoga amanah ilmunya. Lanjut yaa S3. Ku pengen juga uy ke Korsel, belum pernah...
ReplyDeleteSelamat, semoga amanah dan berkah dengan gelar barunya. Sukses selalu.
ReplyDeleteSelamat mba, semoga barokah ut diri dan keluarga. aamiiin
ReplyDeleteSyukurlah masalah2 sabotase tidak menyurutkan semangatnya yah
ReplyDeletewah keren mbakk.. aku iri sama prestasinyaaaa:DDDDDD
ReplyDeleteBarokallah... Wis-Sudah yang ini sungguh luar biasa.. "selalu ada kebaikan bersama niat baik dalam menuntut ilmu" note.. karena saya belum pernah duduk dibangku kuliat, semoga niat dalam hati tak pernah luntur dan jadi kenyataan, Allahumma Aamiin..
ReplyDelete