Yes,
rasanya begitu beberapa hari terakhir. Setelah sampai di minggu ketiga dan
susah sekali mengendalikan bosan yang kerap kali datang. Kurang bersyukur sekali rasanya ya dengan
kondisi yang ada 😔 Padahal pilihan work from home ataupun kesempatan bisa tetap
belajar secara online merupakan sebuah privilege/keistimewaan yang tidak semua orang bisa
mendapatkannya. Pun begitu juga dengan #stayathome, beruntung sekali masih
punya rumah untuk tinggal, untuk “berlindung”.
Pantaskah terus mengeluh di saat yg lain bahkan berjuang lebih keras untuk apa yg kita dapatkan sekarang? (Photo credits: luckycaesar.com) |
Banyak
yang bahkan harus tetap bekerja dari kantor di tengah kondisi pandemic dengan
resiko yang jelas tidak main-main. Menangani virus baru yang belum ada obatnya, benar-benar baru dan masih butuh penelitian mendalam tentang virus tersebut. Respect tertinggi untuk para tenaga kesehatan yang menjadi
garda terdepan perang melawan makhluk super kecil, covid19.
Belum lagi para pemerintah pembuat keputusan yang tentu kewalahan dengan si virus telah mengobrak-abrik rencana besar selama setahun ini. Kestabilan kondisi ekonomi yang tentu jadi ancaman. Banyak PHK besar-besaran terjadi, toko dan usaha yang sepi karena jam operasi yang dibatasi. Belum lagi vendor acara yang merugi karena banyak acara besar dibatalkan karena peraturan yang diberlakukan pemerintah.
Belum lagi para pemerintah pembuat keputusan yang tentu kewalahan dengan si virus telah mengobrak-abrik rencana besar selama setahun ini. Kestabilan kondisi ekonomi yang tentu jadi ancaman. Banyak PHK besar-besaran terjadi, toko dan usaha yang sepi karena jam operasi yang dibatasi. Belum lagi vendor acara yang merugi karena banyak acara besar dibatalkan karena peraturan yang diberlakukan pemerintah.
See?
Harusnya banyak syukur yang harus dilebihkan. Huhu Masih diberikan nikmat sehat
yang tentu menjadi tameng memerangi virus super cerdik ini. Harus sehat, tidak
boleh sakit #selftalk. Karena kalau sakit tentu menambah beban para nakes yang
sudah kewalahan dengan banyaknya pasien dan faskes yang terbatas.
Sungguh
masa-masa yang akan menjadi sejarah tidak terlupakan. Saat banyak yang harus
dikorbankan. Banyak rugi yang harus ditanggung, banyak sedih dan luka menyertai
para keluarga dari korban covid19 yang telah menghadap Yang Kuasa. Tentu tidak
bisa dibayangkan kesedihan dan kehilangan keluarga atau saudara yang dimasa akhirnya
tidak bisa didampingi oleh keluarga. Huhu sedihnya dalam banget pasti. Semoga
mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Aamiin. Pun ada ego yang harus dikontrol, keinginanan
yang dibatasi hingga banyak plan yang harus direlakan untuk postpone atau
bahkan cancel.
Namun
di sini perlu digarisbawahi bahwa setiap dari kita mengalaminya. Bahkan di belahan
dunia yang lain bisa jadi lebih parah kondisinya. Jadi bukan kamu saja yang
berharap pandemic covid19 ini segera berakhir, everyone does. Anjuran untuk
tetap berada di rumah tentu tidak seberat maju di medan perang dengan beragam
senjata. Semuanya sedang sama-sama berjuang dengan menaati prosedur untuk
memutus persebaran covid19.
2020
jadi tahun yang begitu panjang, padahal baru sampai tanggal 11 bulan ke 4. Namun rasanya sudah melewati jauh separuh tahun. Banyak tragedi bertubi-tubi terjadi
dari awal tahun hingga sampai covid19 yang belum juga selesai di bulan ke-4.
Banyak sabar yang harus setia dilatih, doa yang terus dilafalkan hingga ikhtiar
yang dilakukan. Lekas sembuh Indonesia, lekas pulih dunia, as soon as
possible aamiin.
Have
a nice weekend good people. Stay healthy! ❤️
Bisa menjalani WFH memang sebuah privilese Mbak. Saya bilang gini karena saya termasuk yang tidak mendapatkan privilese ini. Iri rasanya mendengar ocehan orang-orang yang sambat karena harus WFH.
ReplyDeleteMaksud saya, ada lho orang lain yang kepengen bisa #dirumahaja saat wabah ini terjadi. Namun karena satu dan lain hal, itu nggak mungkin dilakukan.
Tapi ya saya juga harus tahu diri juga, walaupun saya tak mendapat privilese itu, saya masih punya privilese lain berupa pekerjaan.
Risky? Yes. Tapi saat mendengar beberapa perusahan lain terpaksa melakukan PHK, agaknya nggak pantes buat sambat.
Pengen sih situasi kembali seperti sediakala saat wabah belum terjadi. Tapi, mungkin Allah punya rencana lain yang kita nggak pernah tahu apa maksudnya selain meyakini kalau rencana-Nya adalah sebaik-baiknya rencana.
Bukan begitu?
di alam kondisi seperti ini memang mengeluh jadi serba salah ya, jadi memang harus disyukuri
ReplyDelete